Perbedaan Antara Fisika Klasik Dengan Fisika Kuantum

Fisika yaitu sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan menyerupai energi dan gaya. Salah satu ilmu sains paling dasar, tujuan utama fisika yaitu memahami bagaimana alam semesta berkerja.

Fisika yaitu salah satu disiplin akademik paling tua, mungkin yang tertua melalui astronomi yang juga termasuk di dalamnya. Lebih dari dua milenia, fisika menjadi potongan dari Ilmu Alam bersama dengan kimia, biologi, dan cabang tertentu matematika, namun ketika munculnya revolusi ilmiah pada periode ke-17, ilmu alam berkembang sebagai kegiatan penelitian sendiri.

Ilmu gres dalam fisika terkadang dipakai untuk menjelaskan prosedur dasar sains lainnya serta membuka jalan area penelitian lainnya menyerupai matematika dan filsafat.

Perbedaan Fisika klasik dan fisika kuantum

Fisika klasik atau mekanika klasik dipakai untuk memprediksi keadaan benda-benda yang mempunyai rangka atau wujud nyata. Mekanika klasik dipakai untuk mengukur benda faktual terlihat yang membisu ataupun bergerak. Fisika Klasik dipelopori oleh inovasi Isaac Newton terkait dengan teori gravitasi.


Ilmuwan yang juga berperan dalam inovasi dalam bidang Fisika Klasik lainnya adalah

  1. Isaac Newton
  2. Galileo Galilei
  3. Johannes Kepler
  4. Johann Bernouli
  5. Christian Huygens


Beberapa pola penggunaan mekanika klasik yaitu dalam konstruksi bangunan, pembuatan roket, persenjataan militer, dll.

Fisika yang berkembang hingga selesai periode ke-19 tersebut kita kenal sebagai fisika klasik yang mempunyai dua cabang yaitu mekanika klasik Newtonian dan teori medan elektromagnetik Maxwellian.

Ciri-ciri dari mekanika klasik yaitu hadirnya partikel sebagai sesuatu yang terkurung di dalam ruang. Istilah terkurung dimaksudkan adanya batas antara materi dan sesuatu diluar dirinya atau lingkungannya. Sedangkan medan elektromagnetik dicirikan oleh kuantitas medan dari gelombang yang merambat diseluruh ruangan. Batas antara ruang bermedan dan ruang tanpa medan tidak terang atau kabur. Ciri utama dari fisika newtonian (klasik) yaitu sifatnya yang masuk nalar dan deterministik.

Fisika kuantum atau mekanika kuantum muncul ketika mekanika klasik tidak bisa menjelaskan secara baik wacana banyak sekali fenomena mikroskopik yang teramati sekitar selesai periode ke-19 dan permulaan periode ke-20. Pada ketika itu, adanya mekanika klasik tidak sanggup memecahkan dilema berikut


  • Radiasi Benda Hitam
  • Efek Fotolistrik
  • Kestabilan atom dan hal-hal lain dalam tatanan subatomic, dll


Mekanika kuantum diawali oleh hipotesis Planck yang menyatakan bahwa besaran energi suatu benda yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun bersifat diskrit (kuanta), sehingga muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya konsep dualisme partikel-gelombang.

Pada tahun 1900, fisikawan berkebangsaan Jerman Max Planck (1858-1947) menganggap bahwa benda hitam menyerap energi dalam berkas-berkas kecil dan memancarkan energi yang diserapnya dalam berkas-berkas kecil pula yang pada hasilnya berkas-berkas kecil itulah disebut kuantum dan menemukan konstanta Planck.

Fisika yaitu sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya d Perbedaan antara Fisika Klasik dengan Fisika Kuantum


Pandangan gres dari fisika kuantum ini juga memicu berkembangnya inovasi lain di bidang yang sama menyerupai prinsip ketidakpastian Heisenberg, percobaan celah ganda Einsten dan Podolsky, dan mengungkap banyak sekali fakta lainnya terkait dengan pemahaman insan akan alam semesta, serta banyak sekali persepsi wacana kesadaran semesta.

Ilmuwan yang juga berperan besar dalam inovasi dalam bidang Fisika Kuantum adalah

  1. Max Planck
  2. Albert Einstein
  3. John Weeler
  4. Werner K. Heisenberg
  5. Niels Bohr

Beberapa pola pengaplikasian dari penemuan-penemuan di ranah fisika kuantum yaitu kamera digital, smartphone, penggunaan sinar laser, penyusunan materi semikonduktor, dan lain-lain.

Kesimpulan

Meski fisika bertujuan untuk menemukan aturan universal, teorinya bersandar pada domain penggunaan tertentu. Bicara umum, aturan fisika klasik sanggup secara akurat menjelaskan sistem yang ukurannya lebih besar dari skala atom dan geraknya jauh lebih lambat dari kecepatan cahaya. Di luar ini, pengamatan yang ada tidak sesuai dengan prediksi yang dilakukan. Albert Einstein berkontribusi pada kerangka relativitas khusus, yang menggantikan notasi ruang dan waktu diktatorial dengan ruangwaktu dan memungkinkan deskripsi akurat mengenai sistem yang komponennya bergerak mendekati laju cahaya. Max Planck, Erwin Schrödinger, dan fisikawan lain memperkenalkan mekanika kuantum, notasi probabilistik partikel dan interaksinya yang memungkinkan deskripsi akurat pada skala atom dan subatom. Di akhir, teori medan kuantum menggabungkan mekanika kuantum dan relativitas khusus. Relativitas umum memungkinkan untuk ruangwaktu melengkung, dinamis, dengan sistem yang luar biasa masif dan struktur alam semesta skala besar sanggup dijelaskan. Relativitas umum belum digabungkan; beberapa kandidat teori gravitasi kuantum sedang

Demikian artikel Perbedaan antara Fisika Klasik dengan Fisika Kuantum biar bisa bermanfaat.

Sumber: wikipedia dan dictio