5 Fakta Menarik Perihal Bintang-Bintang Di Alam Semesta

Bintang-bintang. Kredit: Wikimedia Commons

 – Bintang merupakan objek alam semesta yang sanggup memancarkan cahayanya sendiri akhir dari adanya fusi nuklir di intinya. Ada begitu banyak bintang di alam semesta, yang mungkin jumlahnya tak terhitung. Tapi, seberapa jauh Anda mengenal bintang-bintang?

Di bawah ini, kami telah susun lima fakta menarik wacana bintang yang mungkin belum banyak diketahui atau sudah tahu tapi salah kaprah. Penasaran? Mari membaca!

Pertama, Bintang Tidak Butuh Oksigen untuk Bersinar
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana bintang sanggup menyala di ruang hampa udara? Bukankah di luar angkasa tidak ada oksigen untuk menyalakan api? Tapi tampaknya pertanyaan tersebut keliru, bintang bukan gumpalan api besar menyerupai api di Bumi.

Sinar terperinci yang dipancarkan oleh bintang-bintang di alam semesta merupakan akhir dari suatu proses yang sama halnya menyerupai yang terjadi pada sebuah bom atom; yakni inti bintang mengubah zat menjadi sumber tenaga.

Hal ini berbeda dengan proses pembakaran di Bumi yang butuh oksigen. Pembakaran mengubah satu zat menjadi bentuk zat yang lain. Tetapi bila zat itu diubah menjadi sumber tenaga, maka hanya dibutuhkan sedikit sekali zat untuk menghasilkan satu jumlah tenaga yang besar. Satu ons zat itu sanggup menghasilkan sejumlah tenaga yang sanggup meleburkan lebih dari sejuta ton batu-batuan.

Intinya, cahaya dan panas dari sebuah bintang itu berasal dari reaksi fusi. Dari reaksi itulah terjadi panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Dengan kata lain, bintang tidak terbakar dari reaksi oksidasi, melainkan reaksi fusi tadi. Reaksi fusi yakni proses penggabungan dua atom yang “ringan” (hidrogen) menjadi sebuah atom yang lebih “berat” (helium).

Matahari. Kredit: NASA/SOHO
Kedua, Bintang Terdekat Bumi Adalah…
Sebagian dari Anda mungkin akan menjawab Proxima Centauri sebagai bintang terdekat Bumi. Kenyataannya, Matahari lah yang merupakan bintang terdekat Bumi. Matahari yakni jenis bintang Deret Utama G2V yang bersinar dengan warna putih. Matahari berjarak sekitar 150.000.000 kilometer (dibulatkan) dari Bumi, hal ini menciptakan ia menjadi bintang terdekat.
Lain halnya dengan Proxima Centauri, ia merupakan bintang terdekat Tata Surya kita. Jaraknya yakni sekitar 39.900.000.000.000 kilometer (dibulatkan) jauhnya. Bila kita ingin mengunjungi Proxima Centauri dengan teknologi roket tercepat yang kita miliki ketika ini, kita masih butuh ribuan tahun untuk mencapainya.
Ketiga, Bintang yang Berkelap-kelip
Ketika sedang mengamati bintang-bintang di langit malam, kita akan menemukan bahwa bintang-bintang tersebut tampak berkelap-kelip. Apa penyebabnya?
Faktanya, bintang tidak berkelap-kelip, cahayanya bahkan cenderung stabil. Mereka tampak berkelap-kelip hanya bila dilihat dari permukaan Bumi kita saja. Kelap-kelip bintang di langit merupakan imbas dari atmosfer Bumi kita.
Ketika cahaya dari bintik bintang di langit malam memasuki atmosfer kita, cahaya kecil tersebut dipengaruhi oleh turbulensi di atmosfer yang mempunyai temperatur dan kepadatan yang berbeda. Hal ini menjadikan cahaya dari bintang seolah berkelap-kelip. Tapi bila kita mengamati bintang dari luar angkasa, maka cahayanya akan lebih tenang.
Keempat, Ada Berapa Banyak Bintang?
Seperti yang sudah disinggung di atas, tak ada yang mengetahui secara niscaya ada berapa jumlah bintang di alam semesta. Yang niscaya sejauh ini diketahui, bintang-bintang tidak tersebar secara acak di luar angkasa, mereka cenderung berkumpul dalam kelompok-kelompok besar yang dikenal sebagai galaksi.
Matahari kita misalnya, ia merupakan bintang milik sebuah galaksi yang disebut Bimasakti. Para astronom memperkirakan ada sekitar 100 ribu juta bintang di galaksi Bimasakti saja. Di luar itu, ada miliaran galaksi lain yang mempunyai ratusan miliar bintang pula.
Untuk menghitung bintang di alam semesta yakni menyerupai mencoba untuk menghitung jumlah butiran pasir di seluruh pantai yang ada di permukaan Bumi. Kita sanggup menghitung jumlah pasir di pantai Bumi dengan mengukur luas seluruh permukaan pantai, dan memilih kedalaman rata-rata lapisan pasir di setiap pantai.
Jika kita andaikan ada 10¹² bintang di satu galaksi dan ada 10¹² galaksi di alam semesta, berarti ada sekitar 10²⁴ bintang secara keseluruhan. Namun perlu dicatat, itu hanya perhitungan kasar, lagi pula jumlah bintang dalam satu galaksi tidak selalu sama. Menghitung secara manual memang suatu hal yang mustahil. Dan kami rasa orang yang mencobanya sudah melewati garis kewarasannya.

Bentangan galaksi Bimasakti dan bintang-bintangnya di langit VLT, Cile. Kredit: ESO/M. Kornmesser
Kelima, Bahan Pembentuk Bintang Adalah Bahan Daur Ulang
Terbuat dari apakah bintang-bintang di alam semesta? Diketahui, bintang terbuat dari gas yang sangat panas. Gas ini sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, yang merupakan dua elemen paling ringan. Bintang bersinar dengan mengkremasi hidrogen menjadi helium di inti mereka menyerupai yang sudah dijabarkan pada fakta kedua di atas.
Kebanyakan bintang mempunyai sejumlah kecil elemen yang lebih berat menyerupai karbon, nitrogen, oksigen, dan zat besi. Setelah bintang kehabisan materi bakar, ia bakal menyemburkan banyak materialnya ke segala arah di ruang angkasa, yang menjadikan bintang-bintang gres mulai terbentuk kembali dari semburan material ini. Dengan kata lain, material di dalam sebuah bintang yakni hasil daur ulang dari bintang pendahulunya.
Nah, itulah lima fakta menarik wacana bintang di alam semesta. Jangan hingga salah kaprah lagi ya!

Sumber: Caltech.