8 Fakta Menarik Perihal Planet Jupiter

Fakta, Jupiter, Planet738 Dilihat
Jupiter. Kredit: Wikimedia Commons

 – Dari delapan planet utama di Tata Surya kita, Jupiter merupakan planet terbesar. Ia merupakan planet raksasa gas yang mempunyai ribuan topan di atmosfernya. Seberapa jauh Anda mengenal Jupiter? Berikut kami jabarkan delapan fakta menarik perihal planet ini.

1. Lokasi dan Ukuran

Jupiter yaitu planet kelima terdekat dari Matahari yang terletak di antara orbit Mars dan Saturnus. Seperti yang sudah disinggung di atas, Jupiter merupakan planet terbesar. Diameter planet ini setara dengan 122 Bumi. Jika berbicara volume, maka volume Jupiter yaitu lebih dari 1.300 volume Bumi.

Gravitasi di Jupiter diketahui sekitar dua setengah kali lebih berpengaruh dari gravitasi di Bumi. Seandainya seseorang dengan bobot 100 kilogram bangun di Jupiter (entah bagaimana caranya, alasannya yaitu planet ini merupakan planet gas sehingga tak punya permukaan padat), maka bobot tubuhnya akan menjadi 150 kilogram.

Massa planet Jupiter juga diketahui sekitar 317 kali lebih besar dari massa Bumi, atau dua setengah kali dari massa seluruh planet utama di Tata Surya.

2. Asal-usul Nama Jupiter

Planet Jupiter telah dikenal oleh para astronom semenjak zaman kuno dan dikaitkan dengan mitologi maupun kepercayaan religius banyak peradaban. Bangsa Romawi menamai planet ini dari tuhan Jupiter dalam mitologi Romawi. Dalam mitologi tersebut, Jupiter disebutkan sebagai anak Saturnus, saudara dari Pluto dan Neptunus.

Jupiter menikah dengan Juno. Namun, Jupiter berselingkuh dengan banyak perempuan lainnya dan mempunyai anak dari empat satelit alami terbesar yang mengelilinginya (Io, Europa, Ganimede dan Kalisto). Semuanya diberi nama pencinta Jupiter.

3. Bisa Dilihat Dengan Mata Telanjang

Saat diamati dari Bumi, magnitudo tampak Jupiter sanggup mencapai -2,94, yang cukup terperinci untuk diamati dengan mata telanjang. Hal tersebut juga menjadikannya objek tercerah keempat di langit Bumi sehabis Matahari, Bulan, dan Venus.

Pengamatan terhadap Jupiter bahkan tercatat telah dilakukan oleh astronom-astronom Babilonia dari kurun ke-7 atau ke-8 SM. Sejarawan astronomi Tiongkok, Xi Zezong telah mengklaim bahwa astronom asal Negeri Tirai Bambu Gan De telah menemukan satu satelit Jupiter pada tahun 362 SM dengan mata telanjang. Jika benar, inovasi ini mendahului Galileo selama dua milenium.

Kita sendiri juga sanggup menemukan planet Jupiter dengan mata telanjang. Dalam pandangan mata, Jupiter akan tampak bagai bintang kuning terperinci yang cahayanya tidak berkelap-kelip. Bahkan Jupiter lebih terperinci dari bintang paling terperinci di langit malam, Sirius.

Dengan teleskop kecil, Jupiter terlihat muncul dengan bulat putih lengkap bersama garis-garis atmosfernya dan empat satelit alami terbesarnya.

4. Medan Magnet yang Kuat

Medan magnet Jupiter tercatat 14 kali lebih berpengaruh dari medan magnet Bumi, dengan intensitas 4,2 gauss (0.42 mT) di khatulistiwa dan 10–14 gauss (1,0–1,4 mT) kedua kutub, sehingga menjadikannya yang terkuat di Tata Surya kita.

Medan ini diyakini dihasilkan oleh arus eddy di inti hidrogen metalik cair. Gunung berapi di Io menghasilkan belerang dioksida yang membentuk torus gas di sekeliling orbit satelit tersebut. Gas ini terionisasi di magnetosfer sehingga menghasilkan ion belerang dan oksigen.

Ion-ion ini bersama dengan ion hidrogen dari atmosfer Jupiter membentuk helai plasma di bidang khatulistiwa Jupiter. Plasma di helai tersebut turut berotasi dengan Jupiter sehingga menimbulkan deformasi medan magnet dipol menjadi magnetodisk. Elektron di helai plasma menghasilkan semburan radio dengan kekuatan 0,6–30 MHz.

Aurora di kutub utara Jupiter dalam pandangan ultraviolet. Kredit: NASA/ESA/Hubble

5. Ada Aurora Juga di Jupiter, Lho!

Tak hanya ada di Bumi, aurora nyatanya juga sanggup terbentuk di planet Jupiter. Bedanya, aurora di planet Jupiter tersebut lebih terperinci 1.000 kali lipat dibanding aurora di Bumi.

Perbedaan lainnya adalah, kalau aurora di Bumi seringkali mengeluarkan cahaya warna hijau, merah muda, merah, kuning, biru, hingga ungu itu terbentuk lantaran ada ukiran antara partikel gas di atmosfer dengan partikel bermuatan listrik yang keluar dari atmosfer Matahari, lain halnya dengan aurora di Jupiter.

Aurora di planet raksasa gas tersebut sanggup terbentuk saat letusan gunung berapi di salah satu satelit alami terbesar milik Jupiter, Io, memuntahkan partikel bermuatan listrik ke magnetosfer Jupiter, yang lantas dialirkan ke kedua medan magnetnya (kedua kutubnya) dan muncul dalam pendaran cahaya yang terlihat dalam panjang gelombang ultraviolet.

6. Pemilik Satelit Alami Terbanyak

Siapa planet dengan satelit alami terbanyak? Sejauh ini, Jupiter lah planet dengan jumlah satelit alami terbanyak yang mengelilinginya. Hingga artikel ini ditulis, ia mempunyai setidaknya 69 satelit alami (sedangkan Bumi hanya punya satu, yaitu Bulan). Dari satelit-satelit tersebut, diameter 51 satelit tercatat kurang dari 10 kilometer dan gres ditemukan sehabis tahun 1975.

Mengapa Jupiter mempunyai satelit alami yang begitu banyak? Jawabannya sederhana; lantaran ia mempunyai gravitasi yang kuat. Gravitasi tersebut memperlihatkan Jupiter kekuatan untuk menangkap asteroid yang melintas akrab dengannya sebagai satelit alaminya.

7. Planet Bercincin

Siapa bilang cuma Saturnus planet yang mempunyai cincin? Jupiter juga mempunyai cincin! Jupiter mempunyai cincin yang tipis yang terdiri dari tiga bagian: cincin halo, cincin utama yang relatif terang, dan cincin gossamer. Cincin tersebut diketahui terbuat dari debu, berbeda dengan cincin Saturnus yang terdiri dari es.

Diagram cincin yang mengelilingi Jupiter. Kredit: NASA/Wikimedia Commons

Cincin utama Jupiter kemungkinan terdiri dari bahan yang terlempar dari satelit Adrastea dan Metis. Materi yang biasanya akan jatuh kembali ke satelit-satelit tersebut tertarik ke arah Jupiter akhir gravitasinya yang kuat.

Materi-materi tersebut pun mengorbit Jupiter dan terus dipertebal oleh bahan hasil tubrukan lainnya. Dua belahan cincin lainnya kemungkinan terbentuk dari satelit Thebe dan Amalthea dengan cara yang sama. Telah ditemukan pula cincin berbatu di sepanjang orbit Amalthea yang mungkin terdiri dari bahan yang berasal dari satelit tersebut.

8. Bintik Merah Besar dan Bintik Dingin Besar

Pada tahun 1665, astronom Giovanni Cassini pertama kali mengidentifikasi adanya Bintik Merah Besar di atmosfer Jupiter. Fitur atmosfer tersebut sejatinya merupakan topan antisiklon yang berukuran lebih besar dari diameter Bumi dan terletak pada 22° sebelah selatan ekuator Jupiter.

Bintik Merah Besar ini diketahui sudah ada paling tidak semenjak tahun 1665. Sebuah model matematis memperlihatkan bahwa topan ini stabil dan mungkin merupakan topan permanen. Menariknya, Bintik Merah Besar ini berukuran sekitar 40.000 km sehingga sanggup dilihat dengan memakai teleskop dari Bumi.

Bintik Merah Besar di belahan selatan ekuator Jupiter. Kredit: NASA/JPL-Caltech

Dan selain ada Bintik Merah Besar, baru-baru ini ditemukan adanya Bintik Dingin Besar. Fitur atmsfer yang satu ini didefinisikan sebagai area yang mempunyai suhu relatif lebih cuek terhadap atmosfer teratas planet Jupiter. Sekadar informasi, suhu di kisaran atmosfer teratas Jupiter diketahui mulai dari sekitar 426 derajat Celcius hingga 726 derajat Celcius.

Sementara itu, Bintik Dingin Besar ini mempunyai suhu sekitar minus 73 derajat Celcius lebih dingin. Bintik Dingin Besar ini mempunyai tinggi sekitar 24.000 kilometer dan panjang sekitar 12.000 kilometer, atau sekitar dua kali diameter Bumi. Dengan kata lain, Bintik Dingin Besar ini hampir sama besar dengan Bintik Merah Besar.

Bintik raksasa gres ini sayangnya tidak terlihat dengan mata telanjang, namun sanggup ditemukan memakai pencitraan di panjang gelombang inframerah. Pengamatan melalui InfraRed Telescope Facility (IRTF) NASA di Mauna Kea Observatorium di Hawaii menemukan bahwa Bintik Dingin Besar ini muncul sebagai kawasan gelap di antara atmosfer sekitarnya.

Nah, jadi itulah delapan fakta menarik perihal planet Jupiter. Jangan lupa bagikan artikel ini biar semua juga tahu mengenai Jupiter lebih dalam ya!


Sumber: NASA, Wikipedia, Space.com.