Ilustrasi. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
– Setelah 20 tahun di ruang angkasa, yang mana 13 tahunnya dihabiskan untuk meneliti Saturnus eksklusif dari orbitnya, wahana antariksa Cassini bakal memulai pecahan terakhir dari kisah yang luar biasa di misi eksplorasi planet Saturnus; “Grand Finale”.
Antara April sampai September 2017, wahana antariksa pengorbit ini akan menyelam 22 kali melalui jalur yang belum pernah dijelajahinya; ialah ruang di antara atmosfer teratas Saturnus dengan lapisan cincin terdalamnya.
Pada tanggal 15 September 2017, misi Cassini akan berakhir dengan diterjunkannya dia ke atmosfer sang planet bercincin ini. “Grand Finale” ini dilakukan biar wahana antariksa ini kedepannya tidak akan mengganggu atau mencemari satelit-satelit alami Saturnus yang menarik untuk studi ilmiah, menyerupai contohnya Enseladus dan Titan.
Selama lebih dari sepuluh tahun mengorbit sistem Saturnus, Cassini telah menciptakan banyak inovasi dramatis, termasuk temuan adanya samudra global di permukaan Enseladus yang menawarkan indikasi adanya acara hidrotermal. Cassini juga menemukan adanya lautan metana cair di permukaan Titan.
Sekarang, dua dekade semenjak peluncurannya dari Bumi, Cassini telah kehabisan materi bakar roket pendorongnya yang selama ini dipakai untuk menyesuaikan orbitnya. Sejak tahun 2010, NASA telah tetapkan untuk mengakhiri misi Cassini dengan terjun secara terarah ke Saturnus pada tahun ini untuk melindungi dan melestarikan satelit-satelit alami Saturnus untuk eksplorasi di masa depan.
Namun, sebelum misinya benar-benar berakhir, para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA akan memanfaatkan momen dekatnya Cassini dengan atmosfer Saturnus untuk penelitian beberapa hal ilmiah, yang di antaranya merupakan:
(I) Cassini akan menciptakan peta gravitasi dan medan magnet Saturnus secara rinci, mengungkapkan bagaimana kondisi internal planet terbesar kedua di Tata Surya kita tersebut, dan mungkin sanggup membantu untuk memecahkan misteri seberapa cepat Saturnus berotasi;
(II) Detik-detik sebelum menyelamnya Cassini ke atmosfer Saturnus di tamat misinya nanti akan meningkatkan pengetahuan kita perihal berapa banyak material pada cincin Saturnus, membawa kita lebih bersahabat untuk memahami asal-usul mereka;
(III) Detektor partikel wahana antariksa Cassini kesudahannya akan dipakai untuk meneliti sampel partikel cincin es yang disalurkan ke atmosfer oleh medan magnet Saturnus, dan;
(IV) Kamera sudut lebar wahana antariksa Cassini akan mengambil gambar-gambar menakjubkan dari cincin dan awan-awan pada atmosfer Saturnus dari jarak yang begitu dekat!
Menurut tim misi Cassini, wahana antariksa tak berawak tersebut akan melaksanakan transisi dari jalur orbitnya yang kini ke jalur orbit “Grand Finale” dengan melintas dalam jarak bersahabat dengan satelit alami terbesar Saturnus, Titan, pada 22 April 2017 mendatang. Gravitasi Titan akan membelokan jalur orbit Cassini.
Dengan begitu, berdasarkan perhitungan, pada tanggal 26 April 2017, wahana antariksa Cassini akan berada pada jarak hanya 2.400 km dari atmosfer teratas Saturnus. Hingga kesudahannya pada 15 September 2017, Cassini akan terjun ke atmosfer Saturnus, dia akan mengirim data terakhir dari beberapa instrumennya sampai sinyalnya hilang.
Selamat tinggal, Cassini!
Sumber: NASA, Sky And Telescope.