Tokoh Pelukis Beraliran Surealisme Yang Tenar Di Dunia Dan Indonesia

Lukisan Aliran Surealisme merupakan salah satu jenis lukisan yang unik dan terkenal ketika memperlihatkan imajinasi dari imajinasi menjadi bentuk visual di atas media lukis. Visual lukisan yang berbincang konflik antara realisme bentuk figur dengan imajinasi yang asing dan melawan aturan alam, kesunyian dan contoh pikir yang dituangkan lewat lukisan-lukisan tersebut menjadi ciri khas yang menarik. Surealisme merupakan bentuk imajinasi khayalan yang figuratif yang dikreasikan menjadi suatu karya seni 2 dimensi. Pesan Surealisme tidak cuma memperlihatkan kesan nyentrik dan asing pada figur lukisan, tetapi juga pesan dan makna yang tersimpan didalamnya, yang dapat mengartikan perasaan Sang Pelukis ketika itu.

Gerakan Surealisme dalam Seni Lukis berakar dari Gerakan Dadaisme yang merambah ke banyak sekali bentuk seni tergolong seni lukis. Pada mulanya Lukisan Dadaisme yang absurb cuma ditujukan selaku sindiran sosial dan politik. Namun sehabis periode Perang Dunia ke-1 berakhir, imajinasi dan imajinasi dalam lukisan menjadi suatu fenomena gres oleh beberapa Seniman Lukis untuk bikin kreasi modern. Saat itu Lukisan didominasi oleh kemegahan Gaya Lukis beraliran Realisme dan Romantisme yang berbincang akurasi lukisan dengan tonjolan dongeng yang dilebih-lebihkan didalam karya lukis. Kemudian Surealisme menjadi suatu gaya gres yang menggali ide perihal mimpi, delusi dan fantasi yang mengakomodir imajinasi dari penduduk biasa dan menyindir kelompok Bangsawan dengan kemewahan Lukisan-lukisan yang mereka simpan.
Beberapa Pelukis Dunia sampai merambah Negara Indonesia yang menganut dan mempraktekan gaya Lukis beraliran Surealisme antara lain ada didalam daftar berikut ini. 
 

1. Salvador Dali

Salvador Dali merupakan Pelukis Nyentrik asal Spanyol yang Paling Terkenal dengan pedoman Surealisme. Ia dilahirkan pada tahun 1904 di Figueras, wilayah Catalonia di Spanyol.  Salvador Dali merupakan salah seorang tokoh Surealisme yang sungguh besar lengan berkuasa khususnya lewat karya-karya lukisnya.  Dia merupakan simbol Kemapanan Surealis. Salvador Dali mengenal pedoman Surealisme sejak mendatangi Paris pada tahun  1928 dan bergabung dengan komunitas Surealis. Semenjak ia bergabung dengan komunitas Surealis, Dali banyak bereksperimen dengan banyak sekali jenis karya seni seumpama Teater Film dan Lukisan sampai keluar dari komunitas tersebut pada tahun 1934.

 

Salvador Dali (1904-1989)
Ciri khas karya-karya Salvador Dali merupakan Teknik lukisan Realisme yang mendatangkan kesan handmade photography dengan Simbolisme tertentu yang dikembangkan menjadi ciri khas Surealisme Dali. Beberapa pertimbangan menyebut karya Surealisme Dali dengan istilah Paranoiac Critical atau “kekritisan orang gila”, sebab performa lukisan yang berbincang gambaran visual yang sarat imajinasi dan halusinasi. Dali berbincang eksisntensi lewat Karya Lukis yang menghipnotis pedoman Surealisme menjadi sungguh dipahami sampai kini. Beberapa karya lukis yang dihasilkan oleh Salvador Dali antara lain The Accomodation of Desire (1929), A Chemist Lifting with Extreme Precaution the Cuticle of Grand Piano (1930), Apparition of a Face and Fruit Dish on a Beach (1938), The Burning Giraffe (1937), dan Lukisan yang paling ikonik dan terkenal Salvador Dali The Persitence of Memory (1931).

 

The Burning Giraffe (Salvador Dali, 1937)

2. Max Ernst

Max Ernst merupakan Pelukis asal Jerman yang dilahirkan pada tahun 1891 di Bruhl, Cologne. Ia mempunyai latar belakang pendidikan filsafat yang tentukan menjadi Pelukis beraliran Surealisme. Awalnya Max Ernst merupakan seniman yang mengagumi ideologi Dadaisme dan terlibat dalam komunitas Seniman penggagas Dadaisme. Max Ernst mengawali karir lukisnya sejak masih tergabung dalam Komunitas Seniman Dadaisme di Swiss. Kemudian pada tanggal 1922 sejak keluar dari Komunitas tersebut Max Ernst pindah ke Paris dan bergabung dengan beberapa rekannya untuk mendirikan gerakan Surealisme yang disalurkan dalam media lukis.

 

Max Ernst (1891 – 1976)
Ciri khas karya lukis Max Ernst memperlihatkan Humor dalam Imajinasi yang Irrasional. Teknik lukis yang diperagakannya seumpama Kolase yang terpengaruh dengan gaya Dadaisme ketika itu. Max Ernst merupakan pelukis yang memperlihatkan “mimpi” dan “alam tidak sadar” yang paling intensif diantara Seniman Surealisme. Hal itu didasari oleh pengalamannya yang sering menyaksikan penampakan (vision) ketika terjangkit demam cacar ketika ia masih kecil. Semenjak itu Max Ernst kian banyak bikin karya lukis beraliran Surealisme dengan banyak sekali teknik seumpama Kolase, Frottage, dan Decalcomania. Beberapa karya lukis yang dibentuk oleh Max Ernst antara lain Elephant of The Celebes (1921), Der Hausengel (1937), Une Semaine de bonte (1934), Europe after the Rain (1941), Ubu Imperator (1923), The Wavering Woman (1923), dan karya-karya lainnya.

 

The Wavering Woman (Max Ernst, 1923)

3. Juan Miro

Juan Miro merupakan Pelukis Surealisme yang terkenal dari Spanyol. Ia lahir di Barcelona pada 20 April 1893. Juan Miro menjadi seorang peminat Seni Lukis sejak masuk ke Sekolah Seni Rupa di Barcelona. Juan Miro mengawali festival karya lukis pertamanya pada tahun 1918 di Barcelona. Setahun kemudian ia menetap di Prancis dan mengenal beberapa Seniman lukis beraliran Surealisme, sampai kesudahannya bisa bikin festival Karya Lukis Surealisme-nya pada tahun 1925. Juan Miro dianggap selaku pelukis paling Surealis diantara penganut Surealisme yang lain oleh Bretton pada tahun 1928.

 

Joan Miro (1893 – 1983)
Gaya dan ciri khas karya lukis Juan Miro merupakan otomatic psikis yang mendekati Aliran Abstrak, namun mempunyai figur-figur yang berelemen fantasi. Gaya lukis yang impulsif tersebut menjadi huruf Juan Miro menciptakan beberapa karya lukis beraliran Surealisme yang berlainan dengan seniman Surealisme lainnya. Beberapa karya lukis Juan Miro yang terkenal antara lain Tilled Field (1921-22),  Catalan Landscape (1924), Harlequin’s Carnival (1925), Dog Barking The Moon (1926), dan karya-karya lainnya.

 

The Tilled Field (Joan Miro, 1923)

4. Rene Magritte

Rene Francois Ghislain Magritte merupakan pelukis Surealime asal Belgia. Ia dilahirkan di Lessines, Belgia pada 21 November 1898.  Rene Magritte memperoleh pendidikan seni di Brusel dan mulai terpikat dengan ide Surealisme pada tahun 1920. Sebelumnya Rene Magritte merupakan penganut pedoman lukis Kubisme dan Futurisme. Kemudian pada tahun 1926 bergabung dengan komunitas Seniman Surealis dan intensif berguru pedoman Surealisme di Prancis.

 

Rene Magritte (1898-1967)
Gaya lukis dan ciri khas dari karya Rene Magritte merupakan Ilusionistik yang disebut quasi-fotografis. Rene Maggritte memperlihatkan objek yang aktual dengan prinsip paduan keganjilan  atau incongruos combination  sehingga menawan hati anggapan dari orang yang menatap karyanya. Baginya Lukisan mesti tetap Realistis dan presisi, tetapi sanggup mendatangkan imajinasi dan delusi yang argumentatif. Beberapa karya lukis Rene Magritte yang sungguh terkenal antara lain The Menaced Assasin (1927), The Philosopher’s Lamp (1936), Golconda (1953), Decalcomania (1966), The Son of Man (1964), dan karya-karya lukis lainnya.

 

The Philosopher’s Lamp (Rene Magritte, 1936)

5. Yves Tanguy

Pelukis Raymond Georges Yves Tanguy adalah Pelukis Surealis asal Prancis yang lahir pada 5 Januari 1900. Yves Tanguy mengaku menjadi pelukis begitu menyaksikan dan terpengaruh salah satu lukisan de Chirico di Paris pada kisaran tahun 1920-an. Dia menilai elemen kejutan merupakan kesenangan dalam melukis. Terkesan seumpama Abstraktif, tetapi dia menjadi pelukis Surealis dengan ciri khas yang sungguh berbeda, unik, menyeramkan, membingungkan tetapi sarat kemewahan.

 

Yves Tanguy (1900-1955)

 

Ciri khas lukisannya dengan memperlihatkan visual figur yang tidak biasa dan tidak mempunyai kesamaan dengan apapun di dunia ini pada media lukisnya. Subject-matter pada lukisannya tidak aktual dan pembuatan kesan perspektif yang ganjil beserta imbas cahaya dan bayangannya. Tanguy bereskperimen dengan prinsip “exquisite corpses” dan menggambarkan temuannya akan dunia tersendiri yang amat berlainan dengan dunia aktual dan nalar sehat. Beberapa karya lukis dari Yves Tangui antara lain Mama, Papa is Wounded! (1927), The Furniture of The Time (1939), Extinction of Useless Lights (1927), Reply to Red (1943), Indefined Divisibility (1942), dan karya-karya lainnya.

 

Indefined Divisibility (Yves Tanguy, 1942)

6. Soedibio

Soedibio merupakan salah seorang maestro dan legenda dalam menciptakan karya lukis di Negara Indonesia. Beliau lahir di Madiun pada 17 Juni 1912. Soedibo yang merupakan seorang dengan langsung sederhana dan penyendiri mempunyai kehidupan jauh dari kemapaman. Soedibio berguru melukis secara otodidak, tetapi aktif bergabung dengan organisasi kesenian di Jawa Timur sampai ke Jakarta. Pada mulanya ia melukis dengan pedoman Realisme dan Naturalisme, dengan kemahiran melukis potret insan tanpa versi dan menceritakan pengalamannya selama menjadi tahanan Kolonial Belanda. Kemudian Soedibio mengasingkan diri selama 15 tahun dan kembali melukis dengan pedoman Surealisme. 

 

Soedibio (1912-1980)

 

Gaya lukisannya yang lembut tetapi memperlihatkan imajinasi ringan menjadi suatu pesona ketika itu. Tema-tema yang diangkat sering kali berupa insiden kelam dan kekerasan yang diambil dari insiden perang zaman revolusi.  Karena ciri khas dan orginialitas karya Soedibio mempionirkan gaya lukis Surelisme di Indonesia, ia dijuluki selaku Bapak Surealis Indonesia lewat karya-karyanya yang melegenda dan ditinggalkan untuk Indonesia. Melalui karya-karya ia menjadi permulaan pertumbuhan gaya Lukisan Surealisme di Indonesia. Beberapa lukisan yang terkenal dengan karya Soedibio yang beraliran Surealisme antara lain Wanita Jawa (1941), To You of People Jogja (1949), Punakawan dan Pandawalima (1973), Dewi Sri (1971), dan karya-karya yang lain yang banyak disimpan oleh para kolektor.

 

 To You People of Jogja (Soedibio, 1949)

 

 7. Roby Dwi Antono
Roby Dwi Antono merupakan Pelukis Muda yang lahir pada 31 Oktober 1990 di Semarang dan ketika ini menetap di Yogyakarta. Kesukaan Roby pada dunia lukis digeluti sejak kecil secara menuntut ilmu sendiri untuk menetralisir kejenuhan ketika bermain. Namun karir melukisnya mulai digeluti secara serius sejak mengambil pendidikan Desain Grafik di sekolah SMK  di Jawa Tengah. Kemudian sehabis lulus Roby mulai memberanikan diri melukis di atas media kanvas secara serius. 

 

Roby Dwi Antono

 

Roby Dwi Antono merupakan seorang pelukis muda beraliran Pop-Surealis yang telah mempunyai banyak karya sampai ketika ini. Ciri khas lukisannya merupakan melukis secara rincian seumpama pedoman Realisme, tetapi dengan gaya Surealis dengan memperlihatkan objek figur imajinasi seumpama makhluk-makhluk mitologi dan ikon budaya Pop modern. Kesan yang didapat dari lukisan-lukisan Roby antara lain dramatik, melankolis, dan memicu ironi dari unsur-unsur yang berlawanan didalamnya. Lukisan yang dilukiskan oleh Roby sungguh-sungguh futuristik dan sungguh modern, sehingga karya pernah dijadikan suatu Sampul Album Grup Musik Dream-Pop asal Denmark. Roby menjadi suatu ikon pelukis Surealis muda di Indonesia yang berkarir sarat di Dunia Seniman ketika ini. Beberapa karya lukisnya antara lain Ballad of A Hero (2016), Engkau Adalah Api (2012), Pesta Tiga (2013), Menawar Mimpi (2015), dan lukisan-lukisan lainnya.

 

Menawar Mimpi (Roby Dwi Antono, 2015)
Banyak Seniman Lukis yang menjajal memperagakan gaya pedoman Surealisme sebab imajinasi asing dan ironi yang ditampilkan. Kedepannya pelukis-pelukis di Indonesia sampai Dunia makin berimajinasi lewat media lukis. Demikian deskripsi perihal daftar pelukis beraliran Surealisme yang terkenal di Dunia dan Indonesia. Artikel terkait yang lain sanggup menelusuri label seni lukis pada laman