Rahasia Istimewa Seorang Ibu Sampai Nabi Menyebut Ibu, Ibu, Ibu, Kemudian Ayah

 

RAHASIA spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu RAHASIA spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu, Ibu, Ibu, Lalu Ayah
gambar ilustrasi “Rahasia spesial seorang ibu sampai nabi menyebut ibu ibu ibu kemudian ayah”

 

RAHASIA spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu, Ibu, Ibu, Lalu Ayah


Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

LANGITALLAH.com [RAHASIA spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu, Ibu, Ibu, Lalu Ayah ] Media sosial dan dunia kasatmata merupakan dua wajah dunia yang sama tapi berbeda, nyatanya insan ketika ini lebih fokus dengan hidupnya di dunia maya (media sosial) daripada harus mengurusi kehidupan kasatmata yang ada di sekitarnya, bahkan banyak yang lupa bahwa ketika ini ibu nya sedang menanti kabar darinya dengan sangat cemas namun ia luput untuk menyambungkan silaturrahim dengan ibu yang telah membesarkannya sampai sanggup sesukses ketika ini.

Dunia maya begitu menarik hati sampai untuk urusan agama pun sudah bercampur aduk menjadi potongan dari populernya media sosial. Hampir setiap hari kita sanggup melihat foto seorang ibu terpajang di dinding akun facebook dengan banyak sekali tag dan status yang berbeda-beda. Ada yang mendoakan ibunya, ada juga yang menghendaki doa bagi ibunya yang sedang terbaring di bangsal rumah sakit. Dan tentu saja tak sedikit liker yang berkumpul untuk membagikan status biar semakin banyak yang mendoakan foto ibu tersebut. Itu semua alasannya ibu begitu istimewa.

Apa yang mengakibatkan seorang ibu begitu istimewa? Setiap anak sungguh telah mencicipi keistimewaan seorang ibu. Ibu yaitu orang yang telah mengandung kita selama kurang lebih sembilan bulan, kemudian ibu melahirkan kita, kemudia ia juga menyusui kita sampai usia kita 2 tahun, ibu pun kemudian dengan sabar mendidik dan membesarkan kita sampai sanggup membedakan perihal baik dan buruk, namun tak sedikit dari kita yang ketika sudah tumbuh menjadi insan cukup umur tiba-tiba membalas kebaikan serta ketulusan ibu dengan sifat yang kasar, membangkang bahkan tak sedikit menyakiti hati ibu tanpa sedikitpun penyesalan dalam hatinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menawarkan tanggapan “ibu, ibu, ibu” sampai tiga kali ketika ada seorang yang bertanya ihwal kepada siapakah ia harus berbakti pertama kali.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Seseorang tiba kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah saya harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” [HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548]

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, hadits tersebut memperlihatkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, sebaiknya (harus) tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu, ibu, ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali saja. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain sanggup menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada ketika menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :


وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” [QS. Luqman : 14]

Ayat tersebut di atas menyebutkan bahwa seorang ibu mengalami tiga macam kesulitan dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, Kesulitan yang pertama yang dialami oleh seorang ibu yaitu :
1. Kesusahan ibu ketika Mengandung (hamil),
2. Kesusahan ibu ketika melahirkan,

3. Kesusahan ibu ketika menyusui.
Sehingga sudah sepantasnya bila kebaikan kepada ibu kita itu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah, tanpa ada maksud menafikan kesusahan yang dialami seorang ayah. Namun begitulah Rasulullah mengatakannya biar menjadi perhatian bagi ummatnya. Dan sebaik baik sikap yaitu sikap Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

 

Sebuah Tulisan viral ihwal IBU ku seorang PEMBOHONG BESAR

  • Jika ibu melihat kuliner kurang, Ia akan menawarkan kuliner itu kepada anaknya dan berkata, “Makanlah nak, ibu tidak lapar”. Meski saya tahu ia sedang lapar.
  • Jika saya masih menyisakan makanan, kemudian kulihat ibu makan, ibu selalu menyisihkan ikan dan daging untukku. Lalu ketika kutanya mengapa, ibu berkata, “ibu tidak suka daging, ini untukmu saja, nak..”
  • Saat saya sakit, saya tahu hanya ibu yang selalu ada untukku. Meski saya tahu ibuku sangat butuh istirahat, ibu selalu saja mengelak dan berkata, “Istirahatlah nak, ibu ga pa-pa kok, ibu juga masih belum ngantuk..”
  • Ketika saya telah tamat sekolah, kemudian bekerja, dan ingin mengirimkan uang untuk ibu. Ia pun berkata, “Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang”
  • Saat ini saya sudah sukses, saya ingin menjemput ibu untuk tinggal bersama, tapi ibu lantas berkata, “Rumah bau tanah kita sangat nyaman, ibu takut tidak terbiasa tinggal di sana”. Padahal saya sangat menyayangi ibu dan tak mau ia hidup tanpa kami anaknya.
  • Di hari tuanya, ibu sakit keras, saya menangis, tetapi ibu masih sanggup tersenyum sambil berkata, “Jangan menangis, ibu tidak apa-apa”. Padahal saya tahu ia sedang menahan rasa sakit yang ia derita.


Maafkan saya anakmu, ibu. Aku tahu ibu berbohong kepada kami. Ibu tak mau menciptakan kami lapar, ibu tak ingin kami cemas, ibu tak mau kami terbebani, ibu tak mau kami susah. Tapi ketahuilah ibu, kami sangat menyayangi ibu. Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan kami sampai kami sanggup menjadi ibarat ketika ini.

Maafkan bila kami dulu sering berbuat salah kepadamu ibu. Kami sering membantah nasehat-nasehatmu. Kamilah bawah umur yang tidak tahu membalas akal baikmu, ketulusan hatimu, kasih sayangmu. Maafkan kami ibu, kami sangat sayang pada ibu…sangat sayang…ibu.

Ya Allah… jagalah ibu ku, ampuni dosa nya, terimalah amal kebaikannya dan bahagiakan lah beliau dunia akhirat… aamiin

********
Kebaikan ibu sangatlah luas dan tak pernah sanggup tergantikan dengan apapun. Seberapa banyak harta kekayaanmu, tak akan pernah sanggup lunas untuk membayar kebaikan ibu. Maka, buatlah ibu mu tersenyum bahagia.

Membahagiaan ibu merupakan perintah Agama. Seseorang tiba kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan saya tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah menciptakan keduanya menangis.” [HR. Abu Dawud; Shahih]

Wallahu a’lam bishshawabDemikianlah artikel islami ihwal “RAHASIA spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu, Ibu, Ibu, Lalu Ayah”, semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca, dan bagi mereka yang mau memberikan pengetahuan ini kepada muslim yang lain semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya dan menawarkan pahala amal Jariyyah di sisinya sebagai bekal investasinya nanti di darul abadi kelak. Aamiin.

__________
Referensi : Muslimah.or.id dan lain-lain

Label : Keluarga, Ibu, Hadits, Akhlak, spesial Seorang Ibu Hingga Nabi Menyebut Ibu

Deskripsi : Membahagiaan ibu merupakan perintah Agama. Seseorang tiba kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan saya tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah menciptakan keduanya menangis.” [HR. Abu Dawud; Shahih]