Heboh ! Naga Raksasa Muncul di Danau Toba

Fakta, Misteri765 Dilihat

Naga Raksasa Muncul di Danau Toba – Gerakan naga yang tenang dan kalem itu tak urung sebabkan perairan Danau Toba guncang dan menumpahkan air ke anggota daratan Samosir dan sebahagian Sumatera. Tapi menurut Badan Metrologi dan Geofisika, tumpahan air danau terbesar di tanah air itu tidak berpotensi tsunami.

Belasan kapal motor tenggelam tadi malam di perairan Danau Toba. Sejauh ini belum diketahui berapa korban yang hilang atau tewas. Tim SAR dibantu masyarakat hingga pagi ini tetap laksanakan pencarian para korban. Sementara Tim SAR Nasional dari Jakarta sedang malam tadi telah diberangkat bersama dengan pesawat Hercules lengkap bersama dengan peralatan modren dan canggih.

Seperti dilaporkan Aljazear TV yang berpusat di Uni Emirat Arab, tragedi itu terjadi menyusul bergeraknya seekor naga raksasa yang sejak terlepas sedang hari kemarin nampak di perairan Danau Toba.

Beberapa anak negeri di Tepian Danau Toba membenarkan cerita Baginda dan Suhunan. Kepada Wartawan WARTA BUMI, di antaranya memastikan bahwa naga raksasa itu sekarang sebenarnya berada di perairan Danau Toba. Panjangnya lebih dari setengah panjangnya Danau Toba, dan lebar tubuhnya nyaris seperempat Danau Toba.

“Sangat menyeramkan dan amat amat menyeramkan”, tutur seorang kakek bersama dengan tubuh bergetar. Saat menceritakan pengalamannya memandang naga itu, tubuh kakek yang mengaku Marga Turnip ini terlihat menggigil. “Ngeri hian. Ngeri hian”, katanya masih saja bersama dengan tubuh gemetar dan menggigil.

Berdasarkan penyelusuran yang dijalankan Tim Wartawan WARTA BUMI yang diterjunkan ke semua penjuru kawasan Danau Toba, nyaris semua anak negeri di pinggiran Danau Toba yang sudah memandang naga raksasa itu sejak melalui sedang hari sampai sore ini. Warga di Tepian Danau Toba di Tiga Ras, Simalungun, di kawasan Liang Nakka, Liang Sipege sampai warga di kawasan Sipolha, termasuk memandang naga itu berenang di perairan Danau Toba. Tubuh naga itu terlihat maha besar dan berjuntai dan juga belimut. Warnanya hijau kekuning-kuningan, kata Djapolim Damanik, seorang nelayan warga Salbe, Kecamatan Dolok Panribuan.

Anak negeri di kawasan Bakkara, Tipang, Muara, termasuk di kira-kira Sabulan, Negeri Tamba sampai ke Desa Sihotang di dekat Harian Boho, termasuk mengaku memandang naga raksasa itu. Tapi di kawasan itu katanya, naga itu layaknya marah dan mengkibas-kibaskan ekornya. Air Danau Toba pun bergemuruh dan hujan turun di sekitarnya.

“Sebenarnya, air yang jatuh itu berasal dari kibasan ekor naga yang maha besar tadi”, kata Surungan Sihotang, warga Desa Tamba.

“Masyarakat sekitar Danau Toba tidak perlu khawatir dan tidak perlu laksanakan pengungsian”, kata Pratikno Supriyanto Kepala BMG (Badan Metrologi dan Geofisika) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) pagi ini di Desa Sakkal, Kecamatan Simanindo.

Seperti di informasikan kemarin, anak negeri sekitar pinggiran Danau Toba melihat seekor ular naga raksasa berenang tenang di perairan Danau Toba. Para tetua desa mengatakan, naga raksasa itu berusia ribuan tahun, tipe kelamin jantan. Warnanya hijau kekuningan, bersama dengan panjang lebih dari setengah panjangnya Danau Toba, dan lebarnya lebih dari seperempat danau terbesar di tanah air itu.

“Ekornya tampak tahu di sekitar perairan Tomok, sedang kepala atau mulutnya nampak di perairan sekitar Tano Ponggol Kecamatan Pangururan”, kata Amani Padot Simbolon, seorang warga Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan.

Menurut laporan pandangan mata masyarakat sekitar DTA (Daerah Tangkapan Air) Danau Toba naga raksasa itu nampak di permukaan Danau Toba sejak siang kemarin. Ini merupakan moment kedua dalam empat belas ribu th. terakhir. Menurut cerita yang telah mentradisi di sedang masyarakat Tepian Danau Toba, munculnya naga raksasa ini kebanyakan karena tersedia suatu hal yang tidak beres yang dilaksanakan masyarakat sekitarnya.

Reporter Aljazear TV William de Fretes serta Christina Palupssy yang menghimpun beraneka Info dari masyarakat setempat menyebut-nyebut, naga raksasa itu sejak ribuan th. lantas bermukim di dasar perairan Danau Toba bersama dengan tenang tanpa bergerak.

Tubuhnya ditumbuhi lumut lebih-lebih pohon-pohon berdaun lebar khas Danau Toba. Di sekitar naga raksasa itu kabarnya tersedia gunung berapi yang diperkirakan tetap aktif. Para akhli geologi dan biografi memperkirakan, pas meletus gunung ini bakal menghancurkan dan menenggelamkan semua Benua Asia dan Australia serta sebahagian Afrika.

Menyusul munculnya naga raksasa itu sejak kemarin, sebetulnya pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan. Anak negeri dilarang untuk laksanakan pelayaran di semua perairan Danau Toba. Ini disebabkan jika bergerak, naga raksasa itu bakal mengguncang semua permukaan Danau Toba. Akibat guncangannya yang terlalu dahsyat, bisa menenggelamkan kapal-kapal yang sedang berlayar.

Sejauh ini selain Tim SAR Nasional, pemerintah terhitung melalui sedang malam tadi telah mengirimkan Tin SAR dari Belawan dan Tanjung Balai. Tapi malangnya, kedua Tim SAR itu tidak dulu hingga ke wilayah perihal untuk menambahkan pertolongan.

Iringan-iringan Tim SAR dari Belawan, mengalami kecelakaan di dekat Simpang Serbelawan. Sebuah truk gandeng menghantam kendaraan mereka dari arah belakangan sebabkan kendaraan Tim SAR ini ringsek lebih-lebih hancur berkeping. Semua awak Tim SAR tewa dalam moment itu.

Tim SAR dari Tanjung Balai justru terbalik-balik di sekitar Nagori Bukit Maraja, sama juga di depan simpang Kompleks Pelacuran Bukit Maraja. Beberapa saksi mata menyebut, bus Tim SAR itu pecah tujuh dan segera terbakar. Api segera berkobar dan masyarakat sekitarnya mencoba memadamkan si jago merah itu.

Masih menurut laporan Aljazaer TV, pas ini sebagian jenazah nampak mengapung di perairan Danau Toba. Angin yang berhembus kencang sebabkan jenazah yang terapung menyebar terasa dari Sitamiang, Onanrunggu, Palipi, Mogang, Sihusapi hingga ke Rianiate. Juga nampak ratusan jenazah terapung dipermainkan ombak di sekitar perairan Sialanguan, Simarmata, Simanindo dan di sekitar Tuktuk Siadong yang dulunya bernama Tuktuk Siasu. Bahkan di sekitar perairan Lontung, hingga Sigapiton di seberangnya nampak jenazah bergelimpangan mengapung.

Cuaca yang ekstrim sebabkan masyarakat setempat enggan untuk mengevakuasi para korban. Peralatan yang dimiliki Tim SAR dari Parapat dan Balige, terlalu tidak memadai untuk digunakan. Ikan-ikan raksasa yang banyak berada terhadap dasar perairan Danau Toba terasa bermunculan untuk memangsa jenazah yang bergelimpangan, berserak dan menyebar itu. Menurut para akhli biologi, ikan-ikan raksasa itu merupakan khas Danau Toba yang tidak ditemui di perairan mana pun di muka bumi ini.

“Guncangan yang diakibatkan pergerakan tubuh naga raksasa itu, tidak berpotensi tsunami”, tahu Sutikno Suprayitno, Kepala BMG Sumatera Bagian Utara. Karena itu, warga setempat dimintanya agar tenang dan kalem saja.