Mobil Berbahan Bakar Reaksi Kimia Its Siap Berlaga Di Amerika

Prototipe kendaraan beroda empat berbahan bakar reaksi kimia buatan mahasiswa ITS. Foto: Dok. ITSPrototipe kendaraan beroda empat berbahan bakar reaksi kimia buatan mahasiswa ITS. Foto: Dok. ITS

Jakarta – Mahasiswa Indonesia akan berlaga di Amerika Serikat (AS). Tim Spektronics Chem-E-Car milik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan menampilkan kendaraan beroda empat prototipe berbahan bakar reaksi kimia dan diadu dalam kompetisi American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Chem-E-Car Competition 2018 di Pittsburg, Amerika Serikat (AS).

Mobil generasi ke-15 yang akan berlaga pada 26-28 Oktober 2018 secara resmi diluncurkan di Gedung Pusat Riset ITS, Kamis (18/10/2018).

Rektor ITS Prof Dr Ir Joni Hermana MSc ES PhD menyebut, tahun ini menjadi yang terbaik bagi ITS. Sebab sebelumnya, telah berhasil tiga tim terbaik ITS dalam kompetisi dunia, yaitu Barunastra, Ichiro dan Sapuangin. Kali ini, keberangkatan kali kedua tim Spektronics ke AS makin bisa menumbuhkan dogma bahwa ITS bisa bersaing di dunia.

“Kemenangan tersebut tentunya terinspirasi dari usaha Spektronics pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu bisa menjadi juara,” ungkapnya menyerupai tertulis dalam siaran pers yang diterima detikOto.

Team leader Spektronics yang akan bertanding di AS, Miftahul Hadi menyampaikan, kendaraan beroda empat yang diusung ITS untuk kompetisi ini merupakan jenis kendaraan beroda empat elektrokimia yang memakai metal-air battery sebagai power source dan reaksi stopping untuk menghentikan kendaraan beroda empat dalam jarak tertentu. Menggunakan tipe aluminium air battery, baterai ini jauh lebih hemat alasannya memakai udara sebagai reaktannya.

“Kami secara konsisten melaksanakan riset untuk materi bakar gres yang lebih ramah lingkungan. Diawali dengan Thermoelectric generator (TEG), fuel cell, baterai yang dibagi menjadi aluminium air, zinc air serta dari air lemon sampai pressure yang berasal dari reaksi hydrogen peroxide,” jelasnya.

Reaksi stopping yang dilakukan memakai iodine clock. Hasil reaksi tersebut menjadikan perubahan warna mendadak yang akan ditangkap oleh sensor. Sensor tersebut akan mengirimkan sinyal terhadap rangkaian elektrik dan kendaraan beroda empat akan berhenti.

“Kombinasi aluminium – air battery dan iodine clock ialah kombinasi yang sempurna alasannya power yang dihasilkan tinggi dan reaksi stopping yang sangat stabil, sehingga bisa menghasilkan kendaraan beroda empat dengan akurasi yang tinggi,” tambah mahasiswa Teknik Kimia itu.

Tim Speltronics ITS yang akan berangkat bertanding ke AS ini terdiri dari Miftahul Hadi, Widi Citra Lestari, Ronal Marada Pakpahan, Mokhammad Rifqi Furtiansyah, Auzan Widhatama, dan Afif Al Arif. Pada kompetisi tahunan tersebut, penerima dituntut untuk menjalankan kendaraan beroda empat dengan beban tertentu dan harus berhenti dalam jarak yang telah ditentukan.

Selain itu, mereka juga harus menghadapi penerima yang berasal dari banyak sekali negara di seluruh kepingan dunia. Tak kurang dari 40 penerima yang telah lolos inspeksi dokumen dan safety training, ditambah penerima dari Amerika Serrikat yang menjadi pemenang dari kompetisi Chem-E Car regional.

“Kami berharap bisa mengusung kembali kejayaan di AIChE tahun kemudian biar sanggup mengharumkan nama ITS dan bangsa Indonesia di kancah dunia,” ucapnya.

Ini memang kendaraan beroda empat prototipe. Ukurannya juga terbilang kecil. Dimensinya hanya 32 x 28 x 12 cm dengan bobot 1,5 kg. Namun, berdasarkan Manager Publikasi Tim Spektronics, Afif Al Arif, ke depan teknologi ini bisa diterapkan di kendaraan beroda empat dengan ukuran sesungguhnya.

“Sangat bisa. Tapi perlu riset yang lebih jauh lagi,” katanya.