Gunung batu tersebut namanya Uluru dalam bahasa asli Aborigin atau juga dikenal dengan nama Ayers Rock. Uluru letaknya hampir di tengah-tengah benua Australia, tepatnya di daerah Red Center, dimana tanahnya berwarna merah dan berupa padang yang luas tak berpenghuni. Adalah suku Anangu, suku asli Aborigin yang disebut-sebut sebagai pemilik gunung batu itu. Bagi mereka, Ayers Rock merupakan tempat yang sakral dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang masih ada sampai sekarang.
Walaupun terlihat hanya seperti sebuah batu raksasa di tengah padang rumput, Uluru ini memiliki ukuran yang sangat besar. Tingginya sekitar 348 meter, panjang dari ujung ke ujung 3.6 km dan kelilingnya 9.4 kilometer. Untuk memasuki Uluru / Ayers Rock yang berada di wilayah Uluru-KataTjuta National Park ini pengunjung harus membayar 25 AUD untuk akses masuk selama 3 hari. Tidak ada akomodasi di wilayah taman nasional, jadi pengunjung harus keluar masuk jika ingin menjelajahi taman nasional tersebut.
Uluru Base Walk: Rutenya berupa loop sepanjang 10.6 km, bisa ditempuh dalam waktu 3.5 jam. Jalurnya sangat mudah dan bisa dilalui oleh kursi roda karena permukaan tanahnya datar. Dengan menjalani rute ini berarti sudah mengelilingi Uluru secara total dan bisa melihat kehidupan alam liar di sekitar gunung serta seluruh sisi Uluru.
Mala Walk: 2 km pulang pergi, 1.5 jam. Dimulai dari titik parkir Mala, rute ini menuju ke Kantju Gorge yang merupakan tebing curam yang menjulang tinggi. Bekas aliran air yang mulai menghitam akibat lumut terlihat di dinding batu tersebut, dan tergantung musimnya, kadang kolam di bawah tebing itu penuh terisi air hujan. Di perjalanan menuju Kantju Gorge ada beberapa lokasi dimana terdapat handpainting suku asli Aborigin di dinding-dinding gua.
Lungkata Walk: 4 km pulang pergi dari titik parkir Mala ataupun Kuniya, 1.5 jam. Di jalur ini ada titik pendakian jika ingin mendaki Uluru sampai puncak.
Kuniya Walk: 1 km pulang pergi dari titik parkir Kuniya, 45 menit. Jalur ini menuju ke sumur dan gua yang juga memiliki ‘rock art’.
Lokasi sakral bagi suku Anangu, sangat diharapkan agar pengunjung tidak mendaki gunung tersebut (karena itu harapan dari mereka). Sebenarnya ada jalur yang bisa digunakan jika mau mendaki ke puncak Uluru, namun sangat curam. Beberapa orang yang pernah naik juga memberikan kesaksian bahwa jalur tersebut berbahaya karena kondisi di atas cukup berangin dan sangat terjal sehingga orang mudah sekali kehilangan keseimbangan dan jatuh. Di bagian bawah jalur pendakian terdapat beberapa plakat logam bertuliskan nama-nama orang yang meninggal akibat mendaki Uluru. Sejauh ini tercatat 36 orang meninggal saat mendaki Uluru, ada yang jatuh ada juga yang terkena serangan jantung, dll.
Jalur pendakian memang kadang ditutup, entah apa alasannya kadang jalur dibuka dan ada saja orang-orang yang mencoba naik ke puncak. Apapun alasannya, sebaiknya kita sebagai pengunjung menghormati kepercayaan orang lokal dengan tidak mendaki Uluru. Tetua dari suku Anangu berkata, “You shouldn’t climb Uluru. It’s a sacred place.”