Menilik Potensi Kehidupan Di Sistem Trappist-1

Ilustrasi sistem TRAPPIST-1. Kredit: NASA/JPL-Caltech

 – Tengah pekan lalu, sekelompok astronom dari Universitas Liege, Belgia telah mengumumkan keberadaan 7 planet sekaligus yang mengorbit bintang TRAPPIST-1. Tiga dari tujuh planet ini berada di zona laik huni, tapi mampukah mereka menopang kehidupan?

Ketiga planet yang berada di zona laik huni, zona di mana sebuah planet bisa mempertahankan air dalam bentuk cair di permukaannya, ialah planet TRAPPIST-1d, 1e, dan 1f. Namun, yang tidak diketahui dikala ini ialah menyerupai apa atmosfer dan medan magnet keseluruh planet, mampukah atmosfer dan medan magnetnya melindungi permukaan terhadap radiasi UV dari bintang induk mereka.

Bintang induknya sendiri merupakan bintang TRAPPIST-1, yang merupakan bintang kerdil dengan 200 kali lebih redup dan 10 kali lebih kecil dari Matahari. Walau begitu, TRAPPIST-1 ialah jenis bintang yang rutin melontarkan suar energi yang kuat. Sehingga menciptakan ketujuh planet rentan terhadap semburan energi ini.

“Hambatan utama untuk hidup dalam sistem menyerupai ini dibandingkan dengan Bumi ialah potensi terpapar radiasi UV dari bintang induknya,” kata Jack O’Malley-James dari Carl Sagan Institute di Universitas Cornell, New York. “Ini menjadi faktor yang memilih apakah kehidupan bisa ada atau tidak di planet-planet ini.”

Tapi, kehidupan apa yang mungkin ada di sistem ini? Apapun itu, bila bentuk kehidupan di sana bisa bertahan dari paparan radiasi UV, yang terang mungkin agak berbeda dengan kehidupan menyerupai yang kita tahu di Bumi.

Astronom O’Malley-James baru-baru ini turut menulis sebuah makalah perihal topik ini bersama dengan astronom Lisa Kaltenegger, administrator Carl Sagan Institute, yang memaparkan perihal radiasi UV dari TRAPPIST-1 terhadap masing-masing planetnya.

Menurut James dan Kaltenegger, kelaikhunian planet-planet di sistem TRAPPIST-1 tergantung pada atmosfer masing-masing. Diperkirakan, atmosfer masing-masing planet ini cukup tipis alasannya ialah papara radiasi UV, menciptakan sulit bagi kehidupan untuk eksis di sana.

Dalam makalah penelitian sebelumnya, dijelaskan pula bahwa ketujuh planet ini mengalami penguncian gravitasi terhadap bintang induknya alasannya ialah mengorbit terlalu dekat. Dengan kata lain, hanya ada satu sisi planetnya saja yang secara kekal menghadap ke bintang induknya, sementara sisi lainnya akan mengalami malam hari secara terus-menerus.

Hidup di sistem bintang katai merah menyerupai TRAPPIST-1 memang sulit. Karena katai merah begitu redup, zona laik huninya lebih erat dari jarak orbital antara Merkurius ke Matahari kita. Ketika sebuah planet mengorbit bintang katai merah, tarikan gravitasi dari sang bintang sanggup menyebabkan planet ini mengalami penguncian gravitasi.

Para astronom berspekulasi bahwa sisi gelap dari planet yang mengalami penguncian gravitasi akan menjadi begitu masbodoh bahkan membeku, sementara sisi yang menghadap ke bintang induknya akan lebih hangat namun rentan terhadap radiasi.

Katai merah sanggup melontarkan radiasi UV ke segala arah sekitar 100 sampai 10.000 kali per hari. Hal ini menciptakan kehidupan di planet yang berada di sistem katai merah mungkin eksis di zona senja, zona di antara sisi siang dan sisi malam.

Namun, bintang katai merah tidak selamanya seekstrem ini, sehabis 100 miliar tahun mendatang mereka akan jauh lebih tenang. Oleh alasannya ialah itu, bila sebuah planet yang mengorbit TRAPPIST-1 mempunyai atmosfer dan medan magnet yang kuat, di masa depan planet-planet ini bisa saja menjadi kawasan yang layak untuk kehidupan, bahkan kehidupan manusia.

Penelitian dikala ini sedang berfokus pada atmosfer dan medan magnet tersebut, biar segera ditemukan tanggapan dari penelitiannya dalam waktu dekat.

INFO UPDATE