Surealisme ialah fatwa seni lukis yang bersifat imajinatif. Aliran seni lukis ini mendatangkan konflik antara mimpi dan kenyataan menjadi kasatmata dalam gambar yang memamerkan objek kasatmata dalam kondisi yang sulit dipercayai terjadi, menyerupai dalam mimpi atau alam bawah sadar manusia. Biasanya objek lukis yang digambarkan dengan beberapa kelebihan dan keganjilan sesuai imajinasi sang pelukis. Lukisan Surealisme berlawanan dengan gambar fantasi yang bersifat mitologi dan legenda tertentu, tetapi tetap memamerkan objek yang tidak cocok kenyataan di Dunia. Imajinasi Surealisme hadir dengan memanipulasi aneka macam objek di lingkungan sekitar menjadi suatu citra mimpi yang aneh dan tidak wajar.
Asal kata surrealisme pertama kali timbul pada catatan ihwal balet parade, pada tahun 1917 yang ditulis oleh Guillaume Apolliuaire dalam karyanya “Super Realisme” atau surealisme.Bermula dari karya sastra yang menceritakan keajaiban imajinasi tersebut hasilnya menghipnotis gaya dan fatwa gres pada seni lukis yang bergerak pada masa ke-20. Salah satu seniman yang memproklamirkan gaya fatwa gres ini yakni Andre Breton pada tahun 1924. Saat itu banyak seniman yang berkonsep pada fatwa Dadaisme untuk mengkritik kehidupan sosial lewat lukisan. Karya lukis surealisme ini cuma sanggup ditafsirkan oleh sang pelukis atau kritikus seni, alasannya memilki pesan dan makna yang dilambangkan dengan imajinasi dalam lukisan-lukisan tersebut.
Beberapa pelukis Surealisme yang terkenal dari Mancanegara antara lain Rene Magritte (1989-1967), Frida Kahlo, Salvador Dali, dan lain-lain. Sementara itu pelukis Surealisme yang terkenal dari Indonesia yakni Amang Rahman Jubair, Roby Dwi Antono, dan lainnya. Berikut ini yakni lukisan fatwa Surealisme yang Imajinatif dan memukau untuk dinikmati.
Lukisan the persistence of memory (Salvador Dali) |
karya Michael Cheval (1966) |
Lukisan Karya Mark Brown |
Karya Jota Leal & Dariusz Zawadzki |
Surealisme Painting |
Lukisan Karya Vahram Davtian (2008) |
Broken Column (Frida Kahlo, 1944) |
The Philosopher’s Lamp (Rene Magritte, 1936) |
The Arboreal Office (Rob Gonsalves, 2014) |
Pesta Tiga (Roby Dwi Antono, 2013) |
The Colossus (Roby Dwi Antono, 2016) |
The Making Cloud (Sergey Kolesov) |
Nenek (Amang Rahman Jubair, 1976) |
Through Birds, Through Fire, but Not Through Glass (Yves Tanguy, 1943) |
L’Ange du Foyeur (Max Ernest, 1937) |
Stairway to Heaven (Jim Warren) |
Karya: Jose Roosevelt |
Karya: Jose Roosevelt |
Karya: Jose Roosevelt |
Jarosław Jaśnikowski |
Karya: Salvador Dali |
Pawel Kuczynski |