Lukisan Fatwa Dadaisme: Gambar Sindiran Sosial, Politik Dan Anti Perang

Lukisan Dadaisme yakni jenis lukisan yang memperlihatkan bentuk, figur atau objek yang digambarkan secara acak atau memodifikasi suatu objek lukis yang menjadi suatu parodi kritik atau penyampaian pesan moral dan sosial. Pola lukis dalam Lukisan Dadaisme tidak punya ciri khas yang baku. Lukisan beraliran Dadaisme kadang-kadang berupa menyerupai Kubisme, Realisme atau bahkan Surealisme dan Abstrak, serta Kolase terhadap objek-objek lukisan yang telah ada, kemudian dimodifikasi atau diberi coretan-coretan yang menghancurkan objek lukisan yang ditiru menjadi sindiran yang berimajinasi aneh. Tujuan dari melukis beraliran Dadaisme yakni melukiskan pesan yang magis, kekanakan, sindirian sosial dan politik, serta pesan anti-perang ke dalam visual. Lukisan Aliran Dadaisme menciptakan suatu paradoks yang samar alasannya tidak memprioritaskan bentuk visual yang realistis, tetapi pesan sindiran yang menyudutkan dan kadang-kadang provokatif terhadap beberapa pihak dan kepentingan ideologinya.
Konsep Dadaisme
Dadaisme diambil dari kata Dada yang didapatkan dalam suatu kamus terjemahan Jerman-Prancis yang diartikan selaku “mainan kuda-kudaan” dalam bahasa Prancis dan  “selamat tinggal” dalam bahasa Jerman. Asal Mula Dadaisme ialah suatu gerakan lintas artistik oleh sekelompok Seniman Muda pada tahun 1916 di Zurich, Swiss. Aliran dan ideologi ini disalurkan lewat media kesenian menyerupai sastra, puisi, patung, fotografi sampai lukisan. Tema yang diangkat pada lazimnya yakni kritik terhadap kebijakan Perang oleh beberapa Negara Eropa.  Estetika dari anutan Dadaisme memiliki elemen cemoohan terhadap kemapanan beberapa golongan elit dan darah biru sejak pecahnya Perang Dunia Ke-1 (1916-1920). Sindiran-sindiran yang ditampilkan Lukisan Dadaisme kadang-kadang justru menggelitik orang yang melihatnya alasannya lawakan dan usulkan yang bersifat jenaka dan absurd.
Gerakan untuk memperkenalkan gaya dan anutan Dadaisme di Swiss diusung oleh beberapa Seniman diantaranya Hugo Ball dari Jerman, Tristan Tzara dari Rumania, Marcel Janco, Jean Arp, Sophie Taeuber-Arp, dan Richard Huelsenbeck. Mereka memutuskan Negara Swiss selaku kawasan konferensi dikarenakan Negara tersebut tidak terlibat perang dan tidak memihak Negara mana pun dalam Tragedi Perang Dunia ke-1. Kemudian mereka membentuk Cabaret Voltaire. Kabaret tersebut memperlihatkan sindiran dan kritik lewat karya seni yang mereka ciptakan dalam bidang masin-masing. Kemudian dari Kabaret tersebut memberi gagasan Seniman Lukis untuk turut serta bikin gaya dan anutan gres dengan tujuan sindiran tersebut, menyerupai Pelukis Francis Picabia, Marcel Duchamp, Hannah Hoch, Kurt Schwitters, sampai Max Ernst.
Ada pertimbangan yang menerangkan Lukisan anutan Dadaisem ialah pionir seni lukis terbaru yang beraliran Surealisme, Kubisme dan Abstrak. Namun Beberapa pakar menyebutkan Dadaisme bangkit sendiri dan cuma menjadi gagasan untuk mendobrak gaya lukis yang selama ini bersifat konservatif dan mengagungkan kemewahan serta esetetika yang ditampilkan pada Lukisan beraliran Realisme, Romantitisme, Naturalisme, dan anutan lainnya. Gaya Dadaisem yang mainstream menjadi suatu ciri khas tersendiri terhadap sejarah kemajuan Seni Lukis dikala itu.
Berikut ini yakni beberapa galeri pola Lukisan beraliran Dadaisem yang sarat makna kritik sosial dan pesan anti perang.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lukisan Dadaisme menjadi suatu gaya anutan yang masih diperagakan oleh beberana seniman lukis dikala ini. Namun gejolak dan kemajuan permulaan Gaya Lukis ini pada periode Perang Dunia ke-1 menjadi suatu sensasi yang tercatat dalam sejarah kemajuan Seni Lukis terutama anutan Lukis Modern. Demikian deskripsi wacana Karya Lukis anutan Dadaisme. Artikel terkait yang lain silahkan cek di .