Inilah Syarat Semoga Bintang Dapat Menjadi Lubang Hitam

Siklus kehidupan bintang. Kredit: Futurism

– Sama ibarat manusia, bintang mengalami kelahiran, pertumbuhan, dan kemudian hasilnya mati. Ketika bintang mati, tidak semuanya berevolusi menjadi lubang hitam. Tahukah Anda bila ada “syarat” semoga sebuah bintang sanggup menjadi lubang hitam?

Sebelum itu, mari sejenak kita ketahui dulu apa itu evolusi bintang. Sederhananya, evolusi bintang yakni rangkaian perubahan yang dialami bintang selama masa hidupnya (masa di mana ia memancarkan cahaya dan panas). Bergantung pada ukurannya, masa ini terentang dari ratusan ribu tahun untuk bintang super masif sampai ratusan miliar tahun untuk bintang-bintang katai coklat.

Evolusi bintang tidak dipelajari dengan cara mengamati sebuah bintang dari lahir sampai kematiannya. Umur insan terlalu singkat untuk melaksanakan hal tersebut. Evolusi bintang dipelajari melalui analisis hasil pengamatan ribuan bintang dengan usia yang berbeda-beda.

Tugas astronom yakni memilah-milah dan mengurutkan mana bintang yang muda dan mana yang renta sesuai dengan karakteristik fisisnya. Pemodelan kemudian dilakukan untuk memperkirakan struktur bab dalam bintang dalam aneka macam usia tersebut. Kini, dengan berkembangnya teknologi komputasi, evolusi bintang sanggup disimulasikan melalui pemodelan komputer.

Evolusi bintang dimulai dengan keruntuhan gravitasi pada awan molekul raksasa. Diperkirakan awan molekul raksasa tersebut mempunyai diameter kira-kira 100 tahun cahaya (9.5 × 10^14 km) dan berisi sampai 6.000.000 massa matahari (1,2 × 10^37 kg).

Ketika runtuh, awan molekul raksasa tadi lantas menjadi potongan-potongan kecil. Dalam setiap kepingan ini, gas runtuh melepaskan energi potensial sehingga menjadi panas. Ketika suhu dan tekanan meningkat, potongan-potongan kecil tadi saling menyatu menjadi bola gas superpanas yang berputar dan dikenal sebagai protobintang.

Sebuah protobintang sanggup terus berkembang dengan pertambahan gas dan bubuk dari sisa reruntuhan awan molekul, menjadi bintang katai, deret utama, bintang raksasa, sampai menjadi maharaksasa dan siap untuk mati.

Kematian Bintang

Sepanjang masa hidupnya, bintang tidak henti-hentinya bereaksi fusi. Setelah sebuah bintang telah memakai seluruh materi bakarnya, ia sanggup mati dan berevolusi menjadi bintang katai putih, bintang neutron, ataupun lubang hitam, tergantung pada massanya.

Ya, simpulan kehidupan sebuah bintang tergantung pada massa yang dimilikinya semenjak bintang itu lahir. Bintang yang mempunyai massa besar akan mengakhiri hidup mereka sebagai lubang hitam atau bintang neutron. Tapi sebuah bintang dengan massa rendah atau menengah (dengan massa kurang dari sekitar 8 kali massa matahari kita) akan menjadi katai putih.

Syarat sebuah bintang semoga sanggup berevolusi menjadi lubang hitam adalah, ia setidaknya harus mempunyai massa 10 kali lebih besar dari massa Matahari. Sehingga jenis bintang yang sanggup menjadi lubang hitam yakni bintang maharaksasa.

Di masa simpulan kehidupannya, bintang maharaksasa bakal meledak. Meledak dengan teramat dahsyat. Jauh lebih dahsyat dari ledakan bintang raksasa. Ledakannya disebut hipernova.

Seluruh isi perut bintang maharaksasa akan berhamburan dalam insiden hipernova. Tidak ada yang tersisa sama sekali. Bintang yang berukuran sampai orbit Mars ini habis. Tapi pada dasarnya tetap ada.

Yang menjadi sisa yakni materi inti apapun yang berada di dalam radius Schwarzschild. Sisa ini telah teremas begitu berpengaruh sampai bahkan ia tidak menjadi bintang neutron. Sisa ini begitu gelap, mati, tanpa cahaya. Kita menyebutnya lubang hitam.


Sumber: Telescope.org, NASA.