Ilustrasi Orangtua Lebih Menentukan Ponsel Daripada Anaknya

Hiburan311 Dilihat

Tidak sanggup dipungkiri, bahwa smartphone dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita memegang smartphone, layaknya kita sedang menggenggam dunia. Kita sanggup melaksanakan apapun hanya dengan satu fitur yang ada dalam smartphone kita.

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Semua gosip yang kita butuhkan tersedia dengan sangat mudah, dari gosip yang penting hingga gosip yang tidak penting pun ada. Namun, banyak orang malah lebih senang dengan gosip yang tidak penting.

Apa yang terjadi dengan adanya smartphone? yang terjadi ialah hal yang sungguh ironis, Smartphone yang awalnya sanggup mendekatkan yang jauh, kini justru menjauhkan yang dekat. Banyak orang lebih peduli pada smartphone-nya dibandingkan dengan orang yang jelas-jelas ada disampingnya.

Jika kau memiliki anak, Anakmu merasa jauh sebab kau lebih menentukan smartphone dan lebih sering memperhatikan smartphonemu ketimbang si buah hati? Pasti kasihan sekali anak itu. Anak kecil tidak sanggup berbuat apa-apa dikala mamanya lebih mementingkan smarphone-nya daripada dirinya, ia tidak sanggup mengungkapkan kekesalannya itu.

Padahal, pada usia emas anak kecil membutuhkan interaksi faktual dengan orang tuanya untuk membantu perkembangan mental dan fisiknya. Buat para orang renta muda yang hidup dalam masa kekinian, jangan hingga anak kau berandai-andai “betapa bahagianya kalau saya jadi SMARTPHONE ayah bunda“.

sudah menciptakan sebuah ilutrasi monohok orang renta lebih menentukan smartphone daripada anaknya, niscaya murung banget anaknya kalau punya orang renta ibarat ini.

1. Kebanyakkan anak kecil, niscaya ingin didongengi sebelum tidur, tapi Ayah…

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Dalam hati seorang anak, niscaya murung sekali kalau orang tuanya lebih menentukan bermain gadget daripada membacakan kisah untukknya. Anak kecil ini tidak sanggup berbuat apa-apa ketika ayahnya tidak mempedulikannya.

2. Ayah, Tahu gak? saya udah sanggup perkalian Lho… Tapi ayahnya malah main Hp, perasaanmu?

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Anak kecil paling senang kalau menerima sanjungan dari orang tuanya, Menunjukkan bahwa ternyata ia bisa. Tapi, apa alhasil kalau orangtunya justru malah asyik main handphone.

3. Waktu main petak umpet Ibu sibuk dengan Hpnya

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Ibu pun tidak sanggup meninggalkan gadgetnya dikala bermain dengan anaknya. Dalam membisu gotong royong anak kecil sangat murung melihat bunda-nya lebih menentukan bermain gadget.

4. Sampai-sampai anak merasa ia bukan anak kesayangannya lagi

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Jangan hingga si buah hati merasa orang tuanya beda kasih sebab orang tuanya tidak peduli dengannya, ia akan berpikir bahwa orang tuanya tidak sayang padanya.

5. Please ayah, ngobrol lah dengan anakmu ini…

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Perasaan anak kecil selalu ingin ditunjukkan hal-hal yang baru, memberi pengarahan perihal sesuatu yang dilihat.

6. Makan malam bersama harusnya intim, bukan sibuk dengan Hp masing-masing

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Saat makan malam pun mereka masih sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Apakah tidak ada dialog yang lebih seru ketimbang asyik dengan gadgetnya. Apakah saya harus pergi ke panti asuhan.

7. Perhatikanlah perasaan anakmu ini, Bu..

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Aku tahu, ibu menjawab pertanyaanku tapi pikiran ibu entah kemana. Ibu hanya mau menjawab pertanyaan orang-orang di sosial media. Apakah saya harus bertanya kepada ibu melalui sosial media semoga ibu fokus untuk menjawab pertanyaanku.

8. Apa saya harus jadi ‘Hp’ Ayah dan Bunda biar sanggup diperhatikan dengan baik?

 dikala ini sudah menjadi kepingan penting dalam kehidupan kita sehari Ilustrasi Orangtua Lebih Memilih Ponsel Daripada Anaknya

Mungkin saya harus menjadi HP semoga ayah dan ibuku perhatian dan sayang sama aku. Nanti kalau Baterai HP ku rusak dan komponen-komponenku juga rusak ibu sanggup membeli HP baru, dan saya pun sudah ada di surga.

Hanna Anisa menggegerkan publik sehabis video panasnya dengan seorang laki-laki beredar luas di media umum (medsos) semenjak Rabu (25/10). Dalam video itu terlihat Hanna begituan dengan banyak sekali gaya.

Beberapa fakta penting muncul sehabis video panas Hanna beredar.

Hanna bukan mahasiswi UI lagi

Dalam video panas itu tertulis bahwa Hanna merupakan mahasiswi Universitas Indonesia (UI). Namun, Hanna ternyata sudah tidak menjadi mahasiswi universitas papan atas tanah air itu. Pihak UI juga mengakui Hanna pernah menempuh kuliah di kampus top Indonesia itu. Meski begitu, dikala ini, Hanna bukan lagi kepingan dari civitas academica UI.

“Setelah melaksanakan pengecekan, sanggup kami sampaikan bahwa nama yang dikaitkan selaku pemain film dalam video tersebut ialah lulusan UI dan sudah tidak lagi menjadi mahasiswi UI sebagaimana tercantum di banyak sekali judul video,” ucap Humas UI Egia Tarigan.

Hanna pernah menempuh pendidikan di jurusan kriminologi

Berdasarkan penelusuran Metropolitan, Hanna pernah menimba ilmu di FISIP jurusan kriminologi. Dia merupakan angkatan 2013. Saat ini, Hanna sudah lulus dari kampus top Indonesia itu.

Kepala Humas dan Komunikasi Informasi Publik (KIP) UI Rifelly Dewi Astuti mengakui, Hanna pernah menempuh pendidikan di sana.

Namun, dikala ini, Hanna sudah lulus. Statusnya ialah alumnus.

“Jadi, ia sudah tidak lagi menjadi mahasiswi UI ibarat tercantum di banyak sekali judul video. Segala akhir yang dihasilkan dari beredarnya video tersebut maka akan menjadi tanggung jawab langsung yang bersangkutan,” kata Rifelly.