Hukum Thaharah Yang Wajib Anda Ketahui

Fiqih235 Dilihat

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sahabat,  kali ini langitallah.com akan membahas kajian wacana aturan thaharah. Mangapa kami mengutamakan pada fokus kajian aturan thaharah ini? Kita Akan Tahu pada simpulan pembahasan, sehabis kita sama-sama memahami isi kajian ini.

Inilah LangitAllah.com

Hukum Thaharah Yang Wajib Anda Ketahui

 akan membahas kajian wacana aturan thaharah Hukum Thaharah Yang Wajib Anda Ketahui
Gambar Ilustrasi – Hukum Thaharah yang wajib anda ketahui

Dalam pendidikan formal yang berlaku di Indonesia ini, sering kita jumpai kalimat yang menyebutkan bahwa “Kebersihan Itu Sebahagian Dari Iman”. Kalimat tersebut memang benar adanya, dan dikuatkan dengan dalil hadits yang diriwayatkan dalam hadits Muslim. Bersih yang bukan hanya sekedar bersih.

Setiap insan senang dengan kebersihan, lantaran fitrah insan ialah suci bagaikan selembar kertas putih yang belum tergores pena hitam di atasnya, suci yang berarti bersih, dan kebersihan hati ialah sebagian dari indikator tingkat keimanan kita sebagai hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah hanya kepadaNYA.

Ibadah yang dimaksud di sini bukan hanya sekedar melaksanakan syari’atnya saja, namun lebih fundamental dari hal sebelum kita melaksanakan ibadah, yaitu higienis dan suci. Bagaimana perasaan hati kita ketika melaksanakan ibadah shalat (misalnya), sementara tubuh kita masih belum bersih, higienis yang bukan hanya lantaran belum mandi atau basi keringat yang menyengat, Thaharah yang kita bahas bukan hanya sebatas itu. Namun lebih penting dari itu. Thaharah merupakan kasus yang sangat penting dalam pelaksanaan syari’at Islam, yang menghendaki kita higienis secara lahir dan batin. Karena pentingnya belahan kajian aturan thaharah ini, maka tak heran kalau kasus aturan Thaharah dan penjelasannya selalu menjadi belahan pertama yang dikaji di dalam kitab-kitab Fiqih yang tersebar di seluruh dunia.

Lalu, Apa Hukum Thaharah Itu?

Dalam pelaksanaannya thaharah sanggup diartikan sebagai suci tubuh (dari hadats dan najis), suci pakaian (dari najis), dan suci daerah (dari najis) yang merupakan syarat sahnya shalat. Dan untuk mencapai kesucian badan, pakaian dan tempat, tidak ada jalan lain kecuali dengan melaksanakan thaharah. Sehingga dengan demikian aturan thaharah akan menjadi WAJIB hukumnya.

Dalam pedoman agama Islam, sangat dianjurkan untuk mengutamakan kebersihan lahir dan batin dalam melaksanakan ibadah. Dalam banyak ayat, Allah memfirmankan urgensi kesucian batin. Islam juga mengaitkan bersuci dengan keimanan. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ

“Bersuci ialah separuh dari iman” [HR. Muslim]

Poin penting dalam menjaga kebersihan ini tampak pula dalam aturan detail wacana thaharah, yang pada ajaran-ajaran agama lainnya mungkin tidak mendapat porsi besar dan penting. Tata cara Wudhu, mandi dan tayamum dijelaskan secara rinci dalam hadits dan diuraikan panjang lebar oleh para ulama dan mujtahid. Pun dengan permasalahan khas muslimah; darah kebiasaan perempuan -haidh, nifas dan sebagainya- juga dijelaskan dengan sangat jelas. Demikian pula belahan pembahasan najis dan cara membersihkan benda-benda yang terkena najis. Singkatnya, Islam sangat mengutamakan kebersihan dan mendudukkan belahan pembahasan thaharah pada level yang sangat penting, lantaran thaharah merupakan dasar yang dihentikan ditinggalkan oleh seorang muslim sebelum pelaksanaan syariat ibadah yang lainnya.

Oleh lantaran pentingnya pembahasan pelaksanaan thaharah dan aturan thaharah, agama Islam menyediakan aneka macam alternatif pada kondisi tertentu atau darurat, sehingga muslim dan muslimah tetap sanggup melaksanakan thaharah di tengah keterbatasan kondisi dan situasi yang kurang memungkinkan.

Apa Saja Contoh Kondisi Tertentu Yang Dapat Mempengaruhi Hukum Thaharah?

Contoh kecil yang sanggup kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah kondisi dimana ketika tidak ada air atau keadaan dimana kita sulit menemukan dan mendapat air yang suci dan mensucikan, bukan berarti thaharah ditiadakan dan shalat tidak perlu dilaksanakan. Namun yang dimaksudkan dalam keadaan ini ialah bahwa Islam menyediakan solusi dan jalan keluar untuk kondisi itu, berupa tayamum. Begitu juga dengan kondisi ketika seorang muslim sedang terbaring sakit yang berdasarkan ilmu kesehatan (atau saran dokter) dihentikan terkena air, upaya tayamum juga sanggup menjadi solusi untuk menggantikan tugas air dalam melaksanakan wudhu. Dan banyak kondisi lain menyerupai sedang dalam perjalanan tertentu di atas pesawat yang kurang memungkinkan kita untuk memperoleh air yang baik, maka di dalam kondisi ini kita dibolehkan melaksanakan tayammum sebagai pengganti air unttuk berwudhu.

Bahkan, pentingnya thaharah juga sanggup kita lihat dari perhatian Al Qur’an yang secara spesifik yang menjelaskan tata cara wudhu dan tayamum.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an, Surah Al Maidah ayat 6, yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kau hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu hingga dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu hingga dengan kedua mata kaki, dan kalau kau junub maka mandilah, dan kalau kau sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari daerah buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, kemudian kau tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kau dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kau bersyukur.” [QS. Al Maidah : 6]

Nah, sobat LangitAllah.com, demikianlah kajian kita wacana Hukum Thaharah yang wajib anda ketahui, bukan Cuma anda, tapi kita. Kami berharap kita semua sanggup memahami arti pentingnya kasus Thaharah dalam kehidupan sehari-hari sebagai penyempurna aktivitas kita melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Jika sobat suka dengan artikel ini, kita berharap sanggup melaksanakan thaharah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Demi kelangsungan ibadah dakwah, tentunya kami sangat berharap tugas kita semua untuk jangan hanya kita saja yang memahami arti penting dari thaharah sebagai landasan ibadah kita ini. Mari kita bagikan dan teruskan info bangga ini kepada sobat seiman kita yang mungkin saja masih banyak yang belum memahami arti pentingnya thaharah ini. Allah berfirman di dalam Al Qur’an pada Surah Al Ashr :

“Demi Masa (1); Sesungguhnya Manusia itu benar-benar dalam kerugian, (2); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3).” [QS. Al Ashr : 1-3].

semoga kita tidak tergolong dalam golongan insan yang rugi sebagaimana ayat 1 dalam surah Al Ashr di atas. Wallahu A’lam Bishshawab. [Tim Redaksi LangitAllah.com]