Munculnya pesan berantai pada media umum terutama beberapa pengguna WhatsApp perihal penyadapan melalui International Mobile Station Equipment Identity (IMEI), dimana IMEI merupakan informasi identitas handphone seluler (ponsel) yang terdiri atas aba-aba angka 15 digit.
Untuk mengetahui aba-aba IMEI, maka pengguna ponsel dapat menekan *#06# disertai dengan tekan tombol panggil pada ponsel.
Biasanya, dalam pesan berantai tersebut tertulis, bila sehabis menekan *#06# dan tombol panggil muncul aba-aba IMEI saja, berarti ponsel dalam kondisi kondusif dari penyadapan. Namun, bila yang muncul aba-aba IMEI dengan disertai aba-aba angka lain, maka ponsel pengguna itu disadap.
Contoh pesan berantai menyerupai ini :
” Silahkan di Check Hp anda masing2… tekan *#06# , Apabila keluar no IMEI saja berarti Handphone anda Aman.
Jika Keluar goresan pena IMEI -01 IMEI / 01….
Atau IMEI-02 / IMEI/02
Berarti Handphone anda dipantau oleh Intel Kepolisian negara.
Hati2 bila memposting Gambar2 atau Broadcasting ttg Pemimpin atau pemerintah, lantaran setiap no HP gres dan Lama secara Otomatis di Pantau oleh Intel Kepolisian sekarang.
Bagi teman2 yang merasa ada Tanda IMEI/01 atau IMEI/02 harap berhati-hati dan mulai memilah Postingan anda. “
Apakah informasi berantai ini benar? Berikut ini klarifikasi yang pernah dimuat pada laman viva.co.id dari pendiri Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama D. Persadha yang juga pernah mengabdi di Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) selama 19 tahun, yakni :
- Menegaskan bahwa informasi dalam pesan tersebut tidak benar alias hoax.
- Dalam pandangannya untuk menyadap sebuah ponsel tak dapat cukup dengan bermodal IMEI saja. Sejauh yang ia ketahui, hingga ketika ini tidak ada teknologi penyadapan yang dilakukan hanya dengan memakai aba-aba IMEI, informasi penyadapan melalui IMEI sangat lemah, tidak logis dan tak masuk akal. Sebab, tak mungkin penyadapan berbasis IMEI ponsel yang mana pengguna dapat membeli secara acak di toko.
- Dalam penjelasannya pula mengatakan, penyadapan yang mungkin pada ponsel yakni melalui aba-aba International Mobile Subscriber Identity (IMSI). IMSI merupakan campuran algoritma dari IMEI dan MISIDN atau dikenal nomor handphone dan aba-aba jaringan operator. Kode IMSI merupakan aba-aba unik untuk masing-masing kartu SIM di seluruh dunia. IMSI umumnya terdiri atas 15 digit atau lebih pendek. Tiga digit pertama terdiri atas aba-aba negara atau aba-aba Mobile Country Code (MCC), diikuti dengan dua atau tiga digit aba-aba operator atau Mobile Network Code (MNC).
- Selain itu, penyadapan dapat memakai strategi IMSI Catcher, yang memungkinkan seseorang dapat menyadap komunikasi handphone, mengirim SMS palsu hingga menduplikasi kartu SIM. Namun demikian, Pratama menjelaskan, strategi dengan IMSI Cathcer, terbilang susah untuk menyasar target, lantaran yang dimonitor yaitu IMEI massal.