Foto Terbaru Bumi Ketika Malam Hari Dari Luar Angkasa Telah Dirilis

Eropa dan sekitarnya dikala malam hari. Kredit: NOAA

 – Para ilmuwan di forum pemantau samudera dan atmosfer AS (NOAA) baru-baru telah merilis peta global gres dari planet Bumi dikala malam hari, menyediakan data terkini ihwal contoh pemukiman insan di seluruh planet kita.

Ini merupakan peta global terbaru pertama dari Bumi di malam hari semenjak terakhir kali dipotret juga pada tahun 2012. Peta komposit, yang dijuluki sebagai “Black Marble” ini, menggambarkan bagaimana insan telah menerangi Bumi pada malam hari di sepanjang tahun 2016, menawarkan perspektif yang unik dari acara insan di seluruh dunia.

Sejak diluncurkan pada Oktober 2011. satelit Suomi National Polar-orbiting Partnership (Suomi-NPP) secara rutin sering mengamati Bumi di sisi gelapnya, atau di sisi malamnya. Para astronom memakai data tersebut untuk menganalisis data cahaya malam dan membuatkan perangkat lunak gres dan algoritma untuk membuat data mereka lebih jelas, lebih akurat, dan lebih gampang tersedia bagi publik.

Kini, data dan gambar Bumi dikala malam hari telah tersedia secara gratis dan bebas diakses oleh para ilmuwan lain maupun masyarakat awam melalui situs web ini, memungkinkan siapa saja di seluruh dunia untuk melihat gambar Bumi dikala malam hari secara natural.

Asia dikala malam hari dalam gambar terbaru yang dirilis NOAA. Kredit: NOAA

Seluruh gambar di artikel ini memperlihatkan cahaya lampu malam di seluruh Bumi yang diamati oleh satelit Suomi-NPP sepanjang tahun 2016. Satelit Suomi-NPP memotret Bumi dikala malam hari secara terus-menerus dari orbit untuk dibentuk menjadi peta komposit global yang gres (lihat di bawah).

Teknik komposit dipilih untuk mencari gambar jepretan satelit Suomi-NPP yang bebas awan dan ketika Bulan berada di atas permukaan Bumi dikala malam hari semoga gambar bisa lebih terang.

Untuk membuat peta global gres ini, berdasarkan siaran pers para ilmuwan NOAA, tantangan utama dalam pencitraan satelit dikala malam hari yakni fase Bulan, yang terus-menerus berubah sehingga membuat adanya variasi jumlah cahaya yang menyinari sisi malam Bumi.

Selain itu, vegetasi musiman, awan, aerosol, salju, lapisan es, dan bahkan emisi atmosfer (seperti airglow dan aurora) juga menjadi tantangan lain bagi para astronom untuk membuat peta global ini. Namun, berkat kesabaran dan ketelitian, maka jadilah peta global di bawah ini, yang versi high-definition-nya bisa Anda dapatkan di sini.

Peta global Bumi dikala malam hari terbaru. Kredit: NOAA

Satelit Suomi-NPP sendiri mengamati hampir setiap lokasi di Bumi pada sekitar pukul 13:30 dan 01:30 waktu setempat setiap hari. Suomi-NPP mengorbit Bumi secara vertikal dari kutub ke kutub di ketinggian 3.000 kilometer.

Satelit cuaca ini dilengkapi dengan instrumen Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS), yang sanggup mendeteksi foton cahaya yang dipantulkan dari permukaan dan atmosfer Bumi dalam 22 panjang gelombang yang berbeda. Dan sebab Suomi-NPP merupakan satelit sains sipil, data tersebut tersedia secara gratis bagi publik.

Intrumen VIIRS pada satelit Suomi-NPP bisa membuat pengukuran kuantitatif dari emisi cahaya dan refleksi cahaya di permukaan Bumi, yang memungkinkan para ilmuwan untuk membedakan intensitas, jenis, dan sumber-sumber lampu malam serta mengamati bagaimana mereka berubah selama beberapa tahun.

Masih menganggap diri Anda besar sehingga berpikir Anda bisa melihat lengkungan Bumi dari permukaan? Sadarlah, kita bagaikan seekor kutu di atas bola basket.


Sumber: Earth Observatory