![]() |
Ilustrasi : Air Mata Wanita |
Doa Orang Teraniaya dan Terzalimi
Doa Orang Teraniaya dan Terzalimi
Perbuatan aniaya atau biasa juga disebut zalim, merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Ta’ala. Aniaya dan zalim ialah salah satu dosa besar yang dilakukan oleh seorang insan tanpa hak dan melampaui batas terhadap orang lain, dan para pelaku aniaya dan zalim kelak di alam abadi akan memperoleh azab yang sangat pedih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang telah berbuat zalim kepada insan dan telah melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka akan menerima azab yang pedih”. [QS. Asy-Syura :42]
Perbuatan zalim secara istilah sanggup diartikan sebagai berbuat aniaya atau mencelakakan orang lain dengan maksud dan cara yang keluar dari aliran syariat Islam. Zalim sanggup juga didefinisikan sebagai perbuatan terlarang yang tidak sesuai dengan tempatnya. Jadi, zalim atau “menzalimi” baik orang lain maupun diri sendiri dengan tujuan apapun, tidak dibenarkan dalam Islam.
Beberapa teladan perbuatan aniaya dan zalim yang banyak dilakukan oleh umat insan :
- Ghibah (membicarakan malu orang lain atau saudara sendiri)
- Fitnah (membicarakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta)
- Memberi makan keluarga dari uang hasil korupsi, menipu atau mencuri
- Suami yang lalai terhadap istrinya, dan istri yang lalai terhadap suaminya, terkait dengan kewajibannya masing-masing.
- Suka mengadu domba, sombong, gemar berbohong, dan sebagainya
Beberapa teladan perbuatan di atas hanya sebagian kecil saja dari sekian banyak contoh-contoh lain teantang perbuatan zalim, baik zalim terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. dan semua perbuatan zalim tersebut akan sangat memberatkan serta merugikan kita di alam abadi kelak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, pasti ia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, pasti ia akan melihat (balasan)nya pula”. [QS. Al Zaljalah: 7-8]
ALLAH Ta’ala Melarang Perbuatan Aniaya dan Zalim
Allah ‘Azza wa Jalla telah banyak memperingatkan insan perihal bahaya perbuatan aniaya dan zalim. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah luput dari setiap perbuatan hamba-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. semua itu akan memperoleh ganjarannya masing-masing.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah sekali-kali kau Wahai (Muhammad) mengira bahwa Allah lengah, lalai, terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepeda mereka hingga pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. mereka tiba bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip, dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada insan terhadap hari (yang pada waktu itu) tiba azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: ”Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, pasti kami akan memenuhi seruan-Mu dan akan mengikuti Rasul-rasul-Mu. (Dikatakan kepada mereka): ”Bukankah kau telah bersumpah dulu (di dunia), bahwa sekali-kali kau tidak akan binasa?, dan kau telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah kasatmata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan”. [QS. Ibrahim : 42-45]
Dalam ayat di atas telah terperinci menunjukan keadaan insan yang suka berbuat zalim selama hidupnya di dunia. Ketakutan dalam dirinya ketika itu akan membuatnya berdoa kepada Allah Ta’ala semoga sanggup dikembalikan ke dunia barang sekejap untuk melaksanakan amal shaleh sebagaimana yang telah diperingatkan oleh para Rasul. Neraka yang telah ditampakkan dengan terperinci sungguh menciptakan semua insan menyadari semua kesalahan yang pernah ia perbuat dulu sembari berharap ada kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan itu.
Namun, penyesalan ketika itu tidak akan ada gunanya lagi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, lantaran alam abadi ialah alam dan kehidupan yang abadi sebagai akhir bagi setiap hambanya atas apa yang telah ia perbuat selama hidup di dunia. Sehingga, sebagai seorang muslim yang mengaku taat pada perintah Allah Ta’ala, hendaknya kita sanggup menjauhi segala bentuk perbuatan keji dan zalim sebagaiaman telah di sebutkan di atas.
ORANG YANG TERZALIMI dan KEUTAMAAN DOANYA
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu di dunia ini. Semua hal yang berdasarkan insan sulit terjadi, namun bagi Allah Ta’ala hal itu sangatlah mudah.
Sama halnya dengan perkataan buruk. Bahwa bekerjsama Allah Ta’ala sangat tidak menyukai perkataan buruk, kecuali bagi mereka yang teraniaya atau terzalimi. dan bagi mereka yang terzalimi ialah doa yang terkabulkan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Takutlah kepada doa kaum yang teraniaya, lantaran tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [HR Bukhari]
Juga dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Allah tidak menyukai perbuatan jelek yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. An Nisaa : 148].
DOA ORANG TERZALIMI
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan, apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang mengakibatkan kau (manusia) sebagai khalifah di bumi?. Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Amat sedikitlah kau mengingat-ingat(-Nya).” [QS. An Naml : 62]
Doa yang diucapkan dengan benar dan baik di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla akan segera diperkenankan dan dikabulkan sebagaimana kesepakatan Allah Ta’ala bagi orang-orang yang terzalimi dan teraniaya.
RENUNGAN
Banyak umat muslim gagal dalam mengartikan makna dari kata teraniaya dan terzalimi ini. Jika ditafsirkan secara sembarangan dan bebas, maka terdapat nuansa dendam di balik doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang terzalimi, yang memang justru banyak yang melaksanakan ini bukan lantaran hak, namun lebih lantaran dendam dan ingin melihat kehancuran orang lain yang pernah menyakitinya atau katakanlah menzalimi dan menganiayanya.
Teraniaya atau terzalimi atau tidak dalam kondisi itu, itu semua tergantung pada perspektif masing-masing individu. sering kita merasa terzalimi dan teraniaya oleh orang lain namun di ketika bersamaan kita justru melaksanakan hal serupa menyakiti orang tersebut dengan mengumbar aibnya ke mana-mana (ghibah).
Perasaan teraniaya atau terzalimi sebaiknya sanggup kita olah sedemikian rupa sehingga tidak justru membawa mudharat yang lebih besar dari sebelumnya. Jangan juga sedikit-sedikit sudah merasa tersakiti dan terzalimi padahal hanya problem sepele. Sebab hakikinya orang yang terzalimi atau teraniaya ialah orang yang berada dalam keadaan yang tak bisa berbuat apa-apa, ia tak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perlawanan dan melindungi diri ketika ada tekanan atau serangan dari orang lain. Tekanan yang dimaksudkan ialah perbuatan yang merenggut secara absolut hak-hak orang lain.
Memang doa orang yang teraniaya dan terzalimi akan lebih cepat dikabulkan oleh Allah Ta’ala dibandingkan dengan doa mereka yang tidak sedang teraniaya atau terzalimi. Hanya saja dilarang mengakibatkan doa tersebut sebagai ajang balas dendam kepada orang lain. Sebab doa orang yang teraniaya dan terzalimi akan sangat sulit untuk tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(baca juga: 5 Cara berdoa yang tidak akan dikabulkan)
Wallahu a’lam
Demikian risalah perihal “Doa Orang Teraniaya dan Terzalimi”, semoga bermanfaat. Silakan di share atau dibagikan kalau artikel ini sanggup membantu saudara-saudara kita yang lain untuk lebih waspada terhadap Doa Orang Teraniaya dan Terzalimi. Semoga Allah Ta’ala menjaga kita semua dari perbuatan yang tergolong sebagai sikap zalim dan aniaya.
Label : Doa, Aniaya, Zalim, doa orang teraniaya, doa orang terzalimi
Deskripsi : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan kita semua dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, semoga kita semua berhati-hati terhadap doa orang yang teraniaya (terzalimi), lantaran tak ada jarak antara ia dan Allah (untuk mengabulkannya).