2. Penyemaian
3. Menanam Bibit dalam Pot/Polybag
Sambil menunggu bibit berumur 14– 17 hari setelah semai atau telah memiliki 3 – 4 helai daun, pot/polybag dan media tanam dapat disiapkan. Pilihlah pot/polybag yang berdiameter minimal 30 cm. Untuk pot dapat terbuat dari tanah, plastik, kaleng bekas, atau drum. Dasar pot/polybag sebaiknya diberi lubang terlebih dahulu. Tujuannya agar air siraman tidak menggenang di dalam pot/polybag.
- Menyiapkan Media Tanam
Media tanam yang bisa digunakan dalam budidaya tomat dalam pot/polybag sangat beragam. Hal ini tergantung dari kemudahan dan kemampuan untuk mendapatkan atau membuatnya. Hal yang paling penting adalah media tanam tersebut harus gembur, subur, dan bebas hama tanah. Alternatif Campuran Media Tanam:
- Tanah + pasir + pupuk kandang (perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1 )
- Tanah + sekam + pupuk kandang (perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1 )
- Tanah + pupuk kandang (perbandingan 1 : 1 )
Media tanam sebaiknya dicampur juga dengan pupuk KCl dan TSP secukupnya. Untuk mematikan hama tanah yang mungkin tertinggal di dalam media, dapat menambahkan insektisida atau nematisida, seperti Furadan 3G. Tahapan selanjutnya adalah mengatur pH media tanam agar mendekati nilai 5,8 – 6,8. Jika pH media lebih dari 7 atau kurang dari 5,8 pertumbuhan tanaman akan terhambat. Tanaman tersebut akan tumbuh kerdil dan kurang subur. Untuk mencapai pH ideal tersebut, media tanam dapat ditambahkan kapur, seperti dolomit. Setelah dicampur dengan kapur, media tanam dibiarkan selama 1 – 2 minggu sebelum digunakan
- Mengisi Pot/Polybag
Media tanam yang telah disiapkan bisa dimasukkan ke dalam pot /polybag beberapa hari sebelum bibit dipindahkan. Tujuannya agar media tanam di dalam pot/polybag sudah cukup kompak dan padat saat ditanami. Sebelum diisi tanah, bagian bawah wadah pot/polybag dipastikan telah dilubangi untuk drainase (saluran air). Selanjutnya pot/polybag ditambahkan sedikit pecahan batu bata merah sebagai pengendali drainase. Pot /polybag kemudian diisi dengan media tanam hingga menyisakan kurang lebih 5 cm dari bibir pot/polybag. Pot/polybag ditempatkan di ruang terbuka dan mendapatkan sinar matahari pagi.
- Menanam Bibit di Pot/Polybag
Bibit siap dipindah tanam ketika stadium tanam telah memiliki 3 – 4 daun benar (14 – 17 HSS), batang kokoh, dan perakaran berkembang baik. Menanam bibit kedalam pot/polybag dilakukan dengan hati-hati.
4. Pemeliharaan Tanaman dalam Pot/Polybag
Sanitasi terhadap daun-daun yang terserang penyakit harus benar-benar dilakukan setiap saat dengan memetik dan dieradikasi. Di samping itu, jika ada hama maka segera dieradikasi baik secara mekanik ataupun dengan pestisida. Namun, diupayakan untuk menghindari pengendalian secara kimiawi karena hasil tanaman pot/polybag biasanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga (konsumsi sendiri). Satu bulan setelah tanam, tanaman diberi ajir untuk menopang tanaman. Ajir diberikan agar tanaman dapat tumbuh tegak dan merambat. Pada tanaman determinate (memiliki cabang samping yang banyak) cukup dibuang cabang samping di bawah V.
5. Pemupukan Tanaman Tomat dalam Pot/Polybag
Berbeda dengan tanaman tomat yang ditanam di lahan, pemupukan pada media pot/polybag dilakukan seminggu sekali dengan dosis yang rendah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pencucian pupuk akibat penyiraman. Untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, tanaman dalam pot/polybag dapat dipupuk dengan pupuk yang mengandung nitrogen tinggi. Pupuk dilarutkan dalam air, lalu dikocok. Gunakan pupuk ZA 10 g/10 l air. Memasuki masa generatif atau berbunga, selain memupuk dengan pupuk N, tanaman di pot perlu dipupuk dengan pupuk P dan K. Komposisi ZA, TSP, dan KCl adalah 1 : 2 : 1 sebanyak 1 – 3 g/l air. Selain pupuk akar, tanaman dalam pot/polybag juga perlu dipupuk dengan pupuk daun karena mengandung unsur mikro yang baik. Pupuk daun yang dimaksud, seperti Growmore P dan K, Complesal, dan Vitablom. Pemberiannya melalui penyemprotan 10 – 14 hari sekali dengan konsentrasi rendah atau separuh dosis yang disarankan.
Perlu diperhatikan bahwa budidaya di dalam pot/polybag diupayakan agar perimbangan antara pupuk dan air harus tetap terjaga. Tujuannya agar kondisi media tanam tidak terlalu basa atau menyebabkan terjadinya keracunan atau toksik pada tanaman. Cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan air dalam media tanam adalah dengan mengangkat pot/polybag saat kering dan sesudah basah lalu dibandingkan beratnya. Jika ringan, berarti kekurangan air; sedangkat bila sangat berat dan air menetes atau menggenang, berarti kelebihan air. Selain itu, pada masa generatif, pembuahan diupayakan agar kebutuhan unsur kalsium harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Kekurangan kalsium akan menyebabkan terjadinya penyakit fisiologis busuk pantat buah (blossom end rot).
KAMUS ISTILAH:
- HSS: Hari Setelah Semai
- HST: Hari Setelah Tanam
- ajir: sepotong kayu dsb yang ditancapkan di tanah untuk merambatkan tanaman.
- eradikasi: pemusnahan total bagian tanaman (sampai ke akarnya) yang terserang penyakit atau seluruh inang untuk membasmi suatu penyakit.
- hibrida: turunan yang dihasilkan dari perkawinan antara dua jenis yang berlainan.
seedling tray: tray semai adalah tatakan berbahan dasar plastik yang biasa digunakan sebagai wadah penanaman bibit sebelum ditanam di lokasi akhir. - varietas: kelompok tanaman (seperti perdu) dan lain jenis, atau spesies tertentu yang dapat dibedakan dari kelompok lain berdasarkan suatu sifat tertentu.