Berapa Penghasilan Kaesang Dari Youtube

Sebagai seorang vlogger, putra ketiga presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep baru-baru ini menarik perhatian publik karena video berjudul #BapakMintaProyek dilaporkan ke polisi. Dalam video tersebut Kaesang sempat meminta proyek ke Presiden Jokowi alasannya yaitu merasa penghasilan dari YouTube dianggap terlalu kecil.

baru ini menarik perhatian publik karena video berjudul  Berapa Penghasilan Kaesang dari Youtube

Lantas, berapakah kisaran penghasilan Kaesang dari video-video yang selama ini diunggahnya?

Sebagai gambaran, video yang berhasil mendapat jumlah views 100 ribu, pemilik akun biasanya akan mendapat US$ 50-100 atau setara dengan Rp 600 ribuan sampai 1,3 jutaan. Namun nilai pendapatan itu sanggup berbeda, tergantung beberapa faktor.

Dikutip Liputan6 dari situs perhitungan pendapatan YouTube, yakni Dbase.tube dan Social Blade yang juga menampilkan status pendaftar dan jumlah penonton.

Berdasarkan perhitungan Social Blade, Kaesang diperkirakan mendapat pemasukan sekitar US$ 720 atau sekitar Rp 9,6 juta sampai US$ 11.500 atau sekitar Rp 154 jutaan tiap bulannya.

Tak jauh berbeda, Dbase juga menaksir pendapatan yang diterima Kaesang dari YouTube sekitar US$ 11.220 atau sekitar Rp 150 juta per bulan. Karenanya, dalam setahun ia diprediksi sanggup mengantongi US$ 134 ribuan atau sekitar Rp 1,7 miliar.

Hanya perkiraan

Kendati demikian, perlu diingat, perhitungan ini masih berupa asumsi alasannya yaitu ada beberapa faktor lain yang sanggup mempengaruhi pendapatan seorang kreator konten di YouTube.

Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir dilaporkan banyak perusahaan yang menarik iklannya dari YouTube. Syarat untuk mendapat uang dari media umum ini juga semakin susah. Terlebih, belakangan ini YouTube memperketat hukum yang secara tak eksklusif berimbas pada pendapatan para konten kreator yang disebut-sebut berkurang.

Dalam hukum tersebut, sebuah akun gres diperbolehkan mengikuti agenda pemasangan iklan sehabis mendapat jumlah view sebanyak 10.000 di channel pembuat video.

Akun yang tidak berhasil mendapat jumlah view tersebut tidak akan sanggup memasang iklan.

Jika ada iklan, YouTube sanggup saja eksklusif bertindak menurunkan iklan tersebut.

“Dalam beberapa pekan kami akan mengadakan proses peninjauan untuk kreator yang mendaftar ke YouTube Partner Program. Setelah kreator itu mencapai 10.000 view di salurannya (channel), maka kami akan meninjau kesesuaian acara mereka dengan kebijakan kami,” ujar Vice President of Product Management YouTube, Ariel Bardin.

“Jika semuanya terlihat bagus, maka kami akan masukan jalan masuk tersebut ke YouTube Partner Program dan mulai memasang iklan di video mereka,” imbuhnya.

Sekitar lima tahun lalu, YouTube membebaskan bagi siapapun untuk bergabung menjadi partner. Para kreator video yang tergabung sebagai partner sanggup memanfaatkan fitur monetisasi di YouTube.

Program monetisasi ini mengizinkan YouTube untuk memasang iklan di tiap video partner. Sebagai kompensasinya, partner sanggup mendapat uang dari iklan tersebut.

Sebagaimana dilansir dari The Verge, kebebasan mengunggah dan memasang iklan yang diterapkan lima tahun kemudian telah membantu YouTube tumbuh jadi platform video web terbesar.

Namun, metode ini sebetulnya mempunyai masalah. Masalah yang dimaksud yaitu banyaknya orang yang menciptakan akun, kemudian mengunggah banyak sekali konten “curian” atau hasil comot dari partner lain.

Konten yang dicuri adakalanya berasal dari label rekaman besar, studio film, atau karya kreator YouTube populer.

Dengan menerapkan syarat gres dalam hal pemasangan iklan, YouTube berharap sanggup mengantisipasi problem pencurian konten tersebut.

Syarat 10.000 view diharap sanggup memberi waktu untuk perusahaan mencari gosip mengenai jalan masuk yang mengunggah konten.

Di sisi lain syarat tersebut dianggap masih gampang tercapai sehingga tidak menciptakan kreator independen jadi malas bergabung dan menciptakan video.