Batu bacan merupakan jenis batu mulia/akik asal Indonesia dan banyak ditemukan di daerah Halmahera Selatan Maluku Utara tepatnya di pulau bacan. Jenis batu bacan paling populer dan banyak dicari jenis batu bacan doko dan batu bacan palamea.
Kedua jenis batu ini menag tengah menjadi incaran, baik bagi penghobi maupun kolektor. Perbedaan batu bacan doko dan palamea terletak pada warnanya. Doko memiliki warna hijau gelap sedangkan jenis palamea berwarna hijau kebiruan. Harga batu bacan sendiri mulai dari ratusan ribu puluhan juta rupiah.
Batu bacan memiliki nama resmi Chrysocolla atau Krisokola. Penamaan ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Chrysos yang berarti “emas” dan “Kolla” yang berarti lem penamaan ini mengacu bahan ini digunakan untuk mensolder emas. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Theophrastus pada 315 Sebelum Masehi.
“Krisokola dijumpai berwarna hijau kebiruan, bersifat amorf dengan kekerasan berkisar antara 3 – 4 pada skala Mohs. Kilap tanah sampai kaca, dan bersifat translusen sampai opak. Krisokola primer dijumpai terdapat sebagai urat-urat pengisi rekahan dalam batuan breksi volkanik dan lava andesit. Urat-urat dijumpai setempat-setempat dengan ketebalan berkisar antara 0,5 – 20 cm dan panjang tidak menentu, umumnya sekitar 1 – 50 cm. Urat berbentuk tidak beraturan dengan arah umum N 300o E. Sebagian krisokola ini telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasan dapat mencapai 7 pada skala Mohs,” tulis Irwan Muksin, dkk dalam Eksplorasi Umum Batumulia Di Daerah Pulau Kasiruta Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara.
Lalu bagaimanan melihat kualitas sebuah batu bacan yang baik?
Biasanya dalam setiap kontes hal-hal yang akan diperhatikan untuk menentukan pemenang kontes seperti yang diulas Majalah Gemstone Indonesia antara lain mengenai kebersihan fisik yaitu terdapat serat sangat halus, tidak ada noda hitam, serat kapur nyaris tidak kelihatan lagi. Selain itu juga menunjukkan keaslian warna batu yaitu hijau cincau / biru tosca yang merata.
Selain itu faktor kekristalan yang sempurna juga menjadi pertimbangan dan batu secara visual memperlihatkan fenomena luster/klep air atau fenomena cat eyes.
Sedangkan ciri yang berasal dari “luar” yaitu mengenai bentuk gosokan menarik dan serasi dengan ikatanya, juga tidak ada indikasi apapun dalam batu secara gemologis (natural), serta tidak ada indikasi pecah atau retak pada batu.