Batu Akik Bungbulang

Batu Cincin436 Dilihat

Batu cincin bungbulang yang kurun waktu dalam 2 tahun kebelakang sangat banyak diminati para pecinta dan kolektor batu cincin. Keistimewa dari batu cincin bungbulang ini yang berwarna hijau ini merupakan jenis mineral Chrysoprase, chrysophrase atau chrysoprasus yang merupakan batu permata jenis kalsedon (cryptocrystalline bentuk silika) yang berisi beberapa kecil nikel.

Warnanya lazimnya hijau seperti apel, ada juga hijau tua. Varietas gelap chrysoprase juga disebut sebagai prase. Pprase merupakan Istilah yang dimanfaatkan untuk menggambarkan klorit kuarsa yang terkandung didalamnya. Chrysoprase merupakan cryptocrystalline, yang bermakna bahwa itu batu mineral ini terdiri dari kristal sangat lembut sehingga mereka tidak bisa dilihat sebagai partikel yang berbeda di bawah pembesaran normal.

Hal ini membedakannya dari batu kristal, amethyst, citrine, dan varietas lain dari kristal kuarsa yang pada dasarnya transparan dan terbentuk dari mudah dikenali kristal bersisi 6. Anggota lain dari keluarga silika cryptocrystalline termasuk batu akik, akik, dan onyx. Gak seperti banyak mineral silika non­transparan, itu adalah warna chrysoprase,
daripada setiap pola tanda, yang membuatnya diinginkan. Kata chrysoprase berasal dari bahasa Yunani χρυσός Chrysos yang bermakna ‘emas’ dan prasinon πράσινον, yang bermakna ‘daun bawang’.

Batu akik ohen Bungbulang Garut hijau merupakan jenis batu mulia asli Kapupaten Garut Jawa Barat. Batu yang banyak ditemukan di Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat ini pertama kali ditemukan oleh seorang bernama Mang Ohen atau aki Ohen sehingga batu ini dikenal dengan nama penemunya yakni ‘Ohen’ atau disebut juga batu Bungbulang.

Kabupaten garut sudah dikenal masyarakat terutama di kalangan pencinta batu akik, sebagai salah satu daerah di Indonesia yang banyak menghasilkan batu berkualitas seperti batu akik edong pancawarna, hijau garut (ohen) atau batu jenis lain yang selama ini menjadi buruan para kolektor

Sejak batu ini mengemuka dalam beberapa tahun terakhir, batu dengan warna khas hijau kristal ini sering menjadi perbincangan dikalangan kolektor dan banyak diburu sehingga harganya menjadi sangat mahal, bahkan untuk seukuran batu cincin saja batu bungbulang bisa dihargai ratusan juta rupiah.

Tetapi batu ini sudah mulai langka dan susah ditemukan dipasaran terlebih untuk jenis batu berkualitas super. Kalaupun batu ini masih bisa ditemukan di pasaran sudah bisa dipastikan harganya akan sangat mahal, terlebih jika sudah berada ditangan kolektor, tentu untuk bisa memilikinya wajib merogoh kocek yang cukup dalam.

Awal Temuan Batu Ohen

Batu ohen terkenal sampai mancanegara bahkan di pasaran internasional batu ini sangat diminati dan pernah terjual seharga 2. 5 milyar rupiah di Korea. Salah seorang kelektor asal Indonesia pernah memeriksakan batu ohen di Inggris dan dinyatakan bahwa batu itu masuk kategori batu mulia dengan tingkat kekerasan tinggi

Batu ohen pertama kali ditemukan sekitar tahun 1970-an oleh seorang petani bernama Ohen saat sedang menggarap sawahnya. Tanpa sengaja ia menemukan batu berwarna hijau seukuran buah kelapa kemudian membawanya pulang dan meletakkannya dibawah kolong tempat tidurnya setelah sebelumnya batu berwarna kehijauan itu dicuci bersih.

Beberapa minggu kemudian datang seseorang dari Bogor tertarik untuk membeli batu itu dan tak disangka ternyata orang itu berani membeli seharga Rp. 1. 5 juta zaman dulu atau setara denga ratusan juta rupiah untuk saat ini. Dengan tawaran yang fantastik itu, tanpa banyak pikir Mang ohen akhirnya menjual batu itu.

Merasa mendapatkan banyak rezeki dari batu temuannya, akhirnya pria kelahiran Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut itu banting haluan dari petani menjadi pencari batu dan diikuti ratusan warga Cipeundeuy lainnya. Sejak saat itu mang ohen menekuni profesi barunya sebagai pencari batu pertama di Garut, tetapi sayang nasibnya tak seindah kemilau batu temuannya dan ia pun masih hidup paspasan sampai akhir hidupnya.

Tetapi demikian, nama mang ohen masih terus melekat bersama kemilau batu dengan ciri khas hijau itu, bahkan batu ohen masuk jajaran batu termahal di Indonesia saat ini selain batu bacan, kalimaya dan jenis batu tersohor lainnya.

Khasiat Batu Garut Bungbulang Hijau

Berkata tentang batu akik, tentunya gak lengkap jika kami gak berkata tentang khasiatnya. Batu Garut Bungbulang yang berwarna hijau lebih diincar oleh para penggemar karena diyakini memiliki khasiat yang tinggi bagi si penggunanya. Berikut beberapa khasiat Batu Garut Bungbulang Hijau bagi penggemarnya yang percaya terhadap kegunaanya:

  • Bagi mereka yang percaya, batu ini bisa menambahkan aura tertentu yang bisa membuat anda terlihat berwibawa.
  • Bagi mereka yang percaya, batu ini bisa memberikan energi penyeimbang bagi tubuh anda. Dengan energi itu, tubuh anda tetap terjaga dari segala penyakit.
  • Dan terakhir bagi mereka yang percaya bahwa batu ini bisa menangkal dari serangan dan gangguan gaib

Batu Garut bungbulang hijau atau Batu Akik Ohen ditemukan pada sekitar tahun 1970. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penemu dari batu itu merupakan Kang Ohen. Ia sendiri gak menyangka akan menemukan batu indah itu. Ia menemukan pertama kali di sawah saat sedang bertani. Ia penasaran dengan warna batu yang terlihat berbeda dengan batu pada biasanya.

Batu itu berwarna hijau yang menyala dan menarik perhatiannya untuk membawa batu itu. Akhirnya ia pun membawa batu itu kerumah untuk disimpan. Pada saat itu ia belum mengetahui bahwa batu akik itu bisa dijual dengan harga yang tinggi.

Harga Pasaran Batu Garut Bungbulang Hijau

Harga pasaran dari batu garut memang diakui gak pernah mengalami penurunan. Jenis batu garut jika diluar daerah, pastilah memiliki harga yang sangat tinggi. Batu Garut Bungbulang Hijau atau batu akik Ohen pada saat ini dibandrol dengan harga antara 2 juta rupiah – 5 juta rupiah di pasaran. Jika jenis batu memiliki kekritalan yang tinggi, maka batu itu akan dibandrol dengan harga yang lebih tinggi lagi.

Selain dari kecamatan Bungbulang, ada lagi jenis batu yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Batu ini berasal dari desa Caringin. Batu ini juga termasuk jenis batu akik yang terpopuler gak hanya di Garut, tapi juga di Indonesia. Batu akik ini biasa disebut sebagai batu akik Edong. Sama halnya dengan Batu Akik Ohen, Batu Akik Edong juga ditemukan oleh seseorang bernama Abah Edong. Abah Edong diklaim sebagai penemu awal jenis pancawarna.

INFO UPDATE