Bagaimana Proses Pembentukan Megahnya Cincin Saturnus?

Saturnus dan cincinnya yang megah. Kredit: NASA/JPL-Caltech

– Planet-planet raksasa di Tata Surya kita mempunyai cincin yang mengelilinginya, namun asal-usul antara cincin megah milik Saturnus dengan cincin yang lebih sederhana milik Neptunus dan Uranus ternyata berbeda. Baru-baru ini, para astronom mendapat gosip mengapa ada perbedaan itu.

Sebuah kelompok peneliti internasional, yang dipimpin oleh Hyodo Ryuki dari Kobe University di Jepang, telah melaksanakan simulasi komputer yang canggih untuk mengetahui dari mana cincin planet-planet raksasa di Tata Surya berasal.

Menurut model penelitian mereka, sistem cincin planet raksasa terbentuk dari planetoid yang berasal dari wilayah Sabuk Kuiper, sebuah wilayah di tepi Tata Surya yang dipenuhi oleh asteroid-asteroid hambar yang mempunyai eksterior es dan inti berbatu.

Pada awal-awal pembentukan Tata Surya, di periode yang disebut Periode Bombardir, banyak benda-benda besar seukuran Mars maupun Bumi yang bergerak lewat di erat planet-planet raksasa gas. Benda-benda besar tadi kemudian banyak yang menumbuk planet-planet raksasa akhir tertarik gravitasinya yang kuat, kemudian debris atau puing-puing tumbukannya bermetamorfosis cincin.

Model ini juga menyediakan tanggapan untuk mengapa 95{8b1dcbf9295d470b6fc6f0c964cd89e83e63c2758fab5815b9c3db84b919353d} materi penyusun cincin Saturnus merupakan es, sedangkan cincin Uranus dan Neptunus lebih gelap yang mencirikan materi penyusun berbatu. Jawabannya adalah, tim astronom ini percaya kalau ada hubungannya dengan kepadatan Saturnus.

Saturnus mempunyai kepadatan (densitas) yang signifikan lebih rendah dari pada planet lain di Tata Surya, bahkan tidak lebih padat dari air sehingga kalau ada bak air raksasa di alam semesta, maka Saturnus sanggup mengapung di atas air tersebut. Dan mengingat massanya yang cukup besar tapi kepadatan rendah, Saturnus mempunyai radius gravitasi yang lebih luas dan besar dibandingkan dengan Uranus dan Neptunus.

Dengan radius gravitasinya yang lebih besar, Saturnus sanggup memengaruhi benda-benda es di Sabuk Kuiper untuk mendekatinya, kemudian menabraknya dan terbentuklah sistem cincin yang megah dikala ini.