Ayat-Ayat Perintah Dzikir Pagi Dan Sore Hari

 bagi setiap muslim di dunia ini ialah paling sedikit  Ayat-ayat Perintah Dzikir Pagi Dan Sore Hari
Ilustrasi : Ayat Perintah dzikir surah Ali-Imran : 41

Ayat-ayat Perintah Dzikir Pagi Dan Sore Hari

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Ayat-ayat Perintah Dzikir Pagi Dan Sore Hari
Kewajiban dzikir bagi setiap muslim di dunia ini ialah paling sedikit 5 (lima) kali dalam sehari semalam. Kewajiban dzikir itu dengan menunaikan shalat fardhu. Sebagaimana hakikat shalat ialah mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan dzikir mempunyai makna mengingat kepada Rabb semesta alam. Dialah Allah yang satu-satunya Rabb yang wajib diibadahi oleh seluruh makhluk.

Allah Subhanau wa Ta’ala berfirman,

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“Sesungguhnya Aku ini ialah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [QS. Thaaha :14].

Selain dari berdzikir dalam kelima waktu shalat fardhu tersebut, Allah ‘Azza wa Jalla mensyari’atkan biar menambahnya dengan amalan shalat-shalat sunnah sebagai komplemen bagi yang menhendaki banyak kebaikan dan biar insan senantiasa mengingat Rabb-nya dalam aneka macam keadaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan bahwasanya mengingat Allah (shalat) ialah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kau kerjakan.” [QS. Al-Ankabut : 45]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya dalam shalat terdapat dua hal : (Pertama) menolak sesuatu yang dibenci -yaitu perbuatan keji dan mungkar-, dan (Kedua) mewujudkan sesuatu yang dicintai, yaitu dzikir (mengingat) Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tercapainya sesuatu yang dicintai ini lebih besar daripada menolak sesuatu hal yang dibenci. Oleh alasannya ialah Dzikir (menginat) Allah Ta’ala merupakan suatu ibadah hati yang ditujukan semata-mata untuk mencapai ke-ridha-an Allah ‘Azza wa Jalla.
Sebab tertolaknya amalan alasannya ialah kejelekan dari hati, maka hal itu dimaksudkan alasannya ialah selain-Nya, yaitu sebagai penyerta saja.”
[Lihat pada Al-‘Ubudiyyah (hal. 120-121), tahqiq Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi].

Ayat-ayat Perintah Untuk ber-Dzikir di Pagi dan Sore Hari

Dzikir mempunyai arti “mengingat (Allah Ta’ala)”. Syari’at mengerjakan dzikir bagi setiap muslim sunnah pada setiap pagi dan sore hari.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“…Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” [QS. Ali ‘Imran : 41]

Perintah dzikir (mengingat Allah juga terdapat dalam surah Al-Ahzab, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzab : 42]

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.” [QS. Al-Insan : 25]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan perintah untuk ber-dzikir (mengingat Allah), menyerupai dalam firman Allah pada surah Maryam ayat 11,

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَىٰ إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا

“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, kemudian ia memberi instruksi kepada mereka; hendaklah kau bertasbih di waktu pagi dan petang.” [QS. Maryam : 11]

Dan beberapa ayat berikut, Allah Ta’ala juga berfirman :

فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ

“Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kau berada di petang hari dan waktu kau berada di waktu subuh,” [QS. Ar-Ruum : 17]
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Maka bersabarlah kamu, alasannya ialah bahwasanya akad Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” [QS. Al-Ghaafir : 55]. Sebagian mushhaf menyebut surah Al-Ghaafir sebagai Surah Al-Mu’min.

Dan masih banyak ayat-ayat lain dengan substansi yang sama yang sekaligus menjelaskan betapa agungnya keutamaan mengingat Allah Ta’ala dalam setiap keadaan, baik dalam waktu pagi dan juga petang atau sore hari, dan baik dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring. Seakan-akan Allah Ta’ala berpesan bahwa tak ada sedetikpun waktu yang semestinya setiap muslim untuk disisakan pada mengingat dari selain-Nya. [Baca juga : Lafazh Dzikir Pagi dan Sore Hari Sesuai Sunnah]

Waktu Terbaik Mengerjakan Dzikir Pagi dan Dzikir Sore Yang Disunnahkan

Telah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala pada banyak ayat di dalam Al-Qur’an, bahwa perintah berdzikir dikerjakan paling sedikit pada setiap pagi dan sore hari.

Mengenai waktu terbaik untuk mengerjakan amalan dzikir tersebut ialah setelah waktu (menunaikan kewajiban) shalat subuh untuk dzikir pagi, dan setelah mengerjakan shalat Ashar untuk waktu terbaik bagi amalan dzikir sore.

Sahalat Ashar shalat yang paling utama untuk amalan dzikir, sebagaimana shalat ashar juga disebut sebagai shalat Wustha. Sedangkan barang siapa yang menjaga kedua shalat itu (Subuh dan Ashar), maka ada jaminan nirwana baginya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْـجَنَّةَ

“Barangsiapa yang menjaga kedua shalat (Shubuh dan Ashar) maka ia masuk Surga.” [HR. Muslim no.635; Shahih]

Dalam buku berjudul Do’a dan Wirid, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, cet ke-12, Jakarta, di sana disebutkan bahwa pada kedua waktu tersebut (Shubuh dan Ashar) merupakan waktu-waktu terbaik untuk mengerjakan amalan dzikir, yang keutamaan amalannya melebihi dari amalan lainnya. Pada kedua waktu tersebut juga disyari’atkan untuk membaca Al-Qur’an, berdoa dan amalan dzikir lainnya.

Adapun amalan dzikir ini boleh dan sangat baik dikerjakan pada waktu malam, mulai pada waktu hendak menuju daerah tidur dengan syariat memperbanyak kalimat tasbih, tahmid dan takbir dalam keadaan masih mempunyai wudhu, sampai amalan dzikir dalam mengerjakan shalat tahajjud. [Lihat buku Doa dan Wirid serta buku Dzikir Pagi dan Petang, Pustaka Imam Asy-Syafi’i].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang berdiri dari tidurnya kemudian berkata :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْـمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْـحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah saja yang tiada sekutu bagi-Nya. Kerajaan dan kebanggaan (hanya) milik-Nya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan (atas kehendak) Allah.

، ثُمَّ قَالَ : رَبِّ اغْفِرْلِيْ ، أَوْ قَالَ : ثُمَّ دَعَا اسْتُجِيْبَ لَهُ ، فَإِنْ عَزَمَ وَتَوَضَّأَ ، ثُمَّ صَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتَهُ .

Kemudian berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku,’ –atau ia bersabda, kemudian ia berdo’a-, maka do’anya dikabulkan. Jika ia berwudhu kemudian shalat, maka shalatnya diterima.” [HR. At-Tirmidzi no.3414, Ibnu Majah no.3878; dengan sanad Shahih]

Dan bagi sebuah rumah tangga, jikalau seorang suami terbangun kemudian menghendaki untuk shalat malam, kemudian ia membangunkan istrinya untuk ikut mengerjakan shalat secara berjamaah atau secara sendiri, maka keduanya dicatat sebagai orang-orang yang banyak berdzikir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا –أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا- كُتِبَ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ الله كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ.

“Apabila seorang suami membangunkan istrinya di malam hari, kemudian keduanya shalat –atau masing-masing melaksanakan shalat dua rakaat-, maka keduanya dicatat sebagai pria dan perempuan yang banyak mengingat Allah.” [HR. Abu Dawud no.1309, Ibnu Majah no.1335. Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, An-Nawawi, dan Al-‘Iraqi].

Setiap muslim hendaknya sanggup memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Ibadah yang dimaksud bukan hanya mengenai shalat fardhu dan shalat sunnah, namun ibadah dalam setiap keadaan, baik itu dalam keadaan berbaring, duduk, berjalan dan beraktifitas untuk senantiasa berdzikir dan berdoa kepada Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam

Demikian risalah “Ayat-ayat Perintah Dzikir Pagi Dan Sore Hari”, semoga bermanfaat bagi kita sekalian. Dan hanya kepada Allah saja kita memohon ampunan dan rahmat-Nya.

Referensi : almanhaj.or.id
Label : Dzikir, Doa, ayat-ayat perintah, dzikir pagi dan sore
Deskripsi : Dalam syari’at islam terdapat perintah dan juga larangan, terdapat kewajiban dan juga sunnah. Namun yang mendasari setiap amalan ialah niat seseorang, sedangkan niat tidak sanggup dipisahkan dengan aktifitas mengingat Allah Ta’ala yang disebut sebagai Dzikir. Berikut kami sajikan ayat-ayat perintah untuk berdzikir, baik dzikir di pagi hari maupun di sore hari.