sumber gambar : http://www.langitallah.com – Awal Dzulhijjah Nabi Tidak Berpuasa, Benarkah? |
Awal Dzulhijjah Nabi Tidak Berpuasa, Benarkah?
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Awal Dzulhijjah Nabi Tidak Berpuasa, Benarkah? – keutamaan amalan pada 10 hari pertama bulan dzulhijjah tersebut, termasuk di dalamnya amalan puasa yang berdasarkan beberapa hadits shahih sangat dianjurkan. Diantara beberapa hadits yang menyebutkan keutamaan amalan pada 10 hari pertama bulan dzulhijjah yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari di mana amal shalih pada dikala itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fii sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fii sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”. [HR. Al-Bukhari]
Pada hadits yang lain, dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata :
“Dahulu Rasulullah berpuasa sembilan Dzulhijjah, dan hari ‘asyura’ (tanggal sepuluh Muharram), dan tiga hari pada setiap bulannya.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An Nasa’i].
Imam An-Nawawi menyampaikan perihal puasa pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah bahwa itu yaitu amalan yang sangat disenangi (disunnahkan).
Namun diantara hadits hadits tersebut di atas, ternyata aja pula hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan,
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” [HR. Muslim no. 1176].
Dengan munculnya riwayat tersebut di atas, maka para ulama mempunyai beberapa klarifikasi perihal riwayat tersebut.
Ibnu Hajar Al Asqalani menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan puasa ketika itu -padahal ia suka melakukannya- lantaran khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib. [Fathul Bari, 3: 390, Mawqi’ Al Islam]
Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan bahwa ada riwayat yang menyebutkan hal yang berbeda dengan riwayat ‘Aisyah di atas. Lantas ia menyebutkan riwayat Hafshah yang menyampaikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah. Sebagian ulama menjelaskan bahwa jikalau ada kontradiksi antara perkataan ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshah yang menyatakan bahwa ia malah tidak pernah meninggalkan puasa 9 (sembilan) hari Dzulhijjah, maka yang dimenangkan yaitu perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijjah.
Namun dalam klarifikasi lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshah yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di lebih banyak didominasi hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya. [Latha’if Al Ma’arif, hal. 459-460]
Sehingga dengan klarifikasi dari Imam Ahmad bin Hambal di atas, maka boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijjah (dimulai dari tanggal 1 hingga dengan 9 Dzulhijjah) berturut-turut atau sanggup juga berpuasa pada sebagian harinya saja. Namun jangan hingga meninggalkan puasa Arafah yang dikarenakan keutamaan puasa arafah yang sangat besar dan tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keutamaan puasa Arafah ialah akan menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Qatadah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa Arafah sanggup menghapuskan dosa setahun yang kemudian dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” [HR. Muslim no. 1162].
Demikian klarifikasi perihal adanya anggapan bahwa benarkah Awal Dzulhijjah Nabi Tidak Berpuasa?. Maka jawabannya tentu sobat semua sudah paham sesudah membaca artikel di atas. Wallahu a’lam bishshawab.
Semoga pembahasan ini sanggup bermanfaat bagi kita sekalian.
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” [HR. Muslim no. 1176].
Referensi : Hadits, rumaysho.com
—————————————–
Sahabat, jikalau anda seorang yang sedang mendalami ilmu agama dan hendak melaksanakan percepatan memperoleh ganjaran pahala yang banyak di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka jangan ragu untuk membagikan artikel ini kepada keluarga dan sobat kita semenjak dikala ini. Semoga Allah mengakibatkan perjuangan kita ini sebagai ladang yang terus mengalirkan pahala bagi kita lantaran ilmu yang bermanfaat. Ketahuilah, tak ada insan yang tak mempunyai dosa, dan kita butuh amalan yang bisa menghapus lautan dosa yang telah kita perbuat selama hidup kita ini. Namun Allah Yang Maha Pengampun telah memperlihatkan jalan ampunan dan keridhaan-Nya bagi hamba-Nya yang gemar memohon ampun kepada-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, jikalau kau tidak pernah berbuat dosa, maka Allah akan mematikan kau dan menggantikannya dengan suatu kaum yang berbuat dosa kemudian mereka meminta ampun kepada-Nya, kemudian Allah akan mengampuni mereka” [HR. Muslim no. 2749].
Dalam sebuah hadits juga disebutkan :
“Menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim pria dan perempuan”. [HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]. [Tim Reaksi LangitAllah.com]
_______________
Label : Hadits, Awal Dzulhijjah Nabi Tidak Berpuasa, puasa, puasa arafah, puasa 9 hari pertama dzulhijjah
Deskripsi : Banyak hadits yang menyebutkan perihal keutamaan berpuasa pada 9 hari pertama dzulhijjah, namun ternyata terdapat riwayat hadits yang kontroversial dengan hadits sahih yang menyebutkan bahwa nabi tidak pernah berpuasa pada 10 hari pertama dzulhijjah. Ini Penjelasannya.