Apakah Hujan Juga Turun Di Planet Lain?

Bumi dari orbit geostasioner. Kredit: NOAA

 – Di Bumi, kita terbiasa dengan jenis-jenis cuaca yang bervariasi, salah satunya yaitu hujan. Tapi, apakah ada hujan juga di planet lain selain Bumi?

Ketika mendengar kata “hujan”, Anda mungkin berpikir bahwa “air” yang akan turun dari awan. Namun itu ternyata hanya di Bumi, satu-satunya planet di Tata Surya yang mempunyai air cair di permukaannya. Dengan begitu, hujan di planet lain tidak sama dengan di Bumi, bukan air yang jatuh dari awannya.

Di planet Saturnus misalnya, hujan di sana bukan hujan air, melainkan hujan berlian. Sekitar 1.000 ton berlian jatuh dari atmosfer Saturnus menuju intinya. Menurut penelitian, tidak hanya Saturnus yang terjadi hujan berlian, melainkan juga Jupiter dan Neptunus. Namun hujan berlian di Saturnus yaitu yang “terbaik.”

Data atmosfer dari tiga planet gas raksasa itu mengindikasikan bahwa mereka mempunyai karbon yang melimpah. Badai petir mengubah metana menjadi karbon yang mengeras menjadi penggalan grafit dan lalu berlian. Namun, hujan berlian itu hasilnya mencair dalam inti panas masing-masing planet.

“Berlian terbesar berdiameter sekitar 1 centimeter. Cukup besar untuk dijadikan mata cincin, meski dalam kondisi belum diasah tentunya,” kata Dr Kevin Baines dari University of Wisconsin-Madison dan Jet Propulsion Laboratory NASA, menyerupai dilansir BBC News.

Bila di Jupiter, Saturnus, dan Neptunus terjadi hujan berlian, lain halnya dengan di Venus. Hujan di planet terpanas se-Tata Surya itu merupakan hujan asam sulfat yang sangat panas alasannya yaitu atmosfernya sendiri dipenuhi awan asam sulfat.

Uniknya, alasannya yaitu permukaan planet Venus mempunyai suhu sekitar 480 derajat celcius, hujan asam sulfat ini hanya akan turun sampai ketinggian 25 kilometer dari permukaan Venus saja sebelum hasilnya bermetamorfosis gas.

Hujan lainnya yaitu hujan metana, yang mana terjadi di Titan, satelit alami terbesar milik Saturnus. Bula Bumi mempunyai siklus air, Titan mempunyai siklus metana: Ada hujan metana musiman. Metana-metana tersebut mengisi danau-danau di permukaan, danau hasilnya menguap dan uap naik ke awan. Hujan metana pun turun dengan derasnya.

Metana dapat eksis dalam bentuk cair di Titan alasannya yaitu suhu permukaannya sangat dingin, yakni kurang lebih sekitar minus 179 derajat Celcius. Bahkan selain turun hujan metana, di Titan ada juga pegunungan es yang solid di Titan.

Jadi, tampaknya tak hanya makhluk Bumi saja yang dapat resah ketika turun hujan, para alien di Jupiter, Saturnus, Neptunus, Venus, sampai Titan mungkin juga dapat melaksanakan hal yang sama ketika turun hujan berlian, asam sulfat, dan metana.


Sumber: Space.com. universetoday.com, phys.org, sci-news.com