Akibat Ulah Manusia, Bahari Banjir Ikan Teri

Dalam 40 tahun terakhir, biomassa ikan berukuran besar telah turun hingga 54 persen.

Populasi ikan kecil menyerupai teri dan sarden naik drastis akhir ulah insan yang mengonsumsi tuna dan ikan lain yang lebih besar. (nautilus-consultants.co.uk)

Bagi ikan besar menyerupai tuna dan cod, seabad terakhir bukanlah masa-masa yang menggembirakan. Populasi mereka menukik tajam akhir penangkapan yang berlebihan. Menurut penelitian terbaru terhadap ekosistem kelautan di seluruh dunia, di dikala yang sama, populasi ikan yang lebih kecil menyerupai sarden dan ikan teri melonjak hingga 130 persen.

Perubahan yang terjadi pada keseimbangan rantai kuliner ini merupakan perubahan yang tidak sehat apalagi untuk jangka panjang. Para peneliti menyatakan, salah satu cara untuk mengatasinya ialah perubahan referensi konsumsi manusia, dari memakan ikan yang menjadi predator ke spesies lain yang ada di bab bawah rantai makanan.

Sekelompok peneliti yang dipimpin Villy Christensen dari University of British Columbia, Kanada menganalisa sekitar 200 jaringan kuliner di seluruh dunia. Menggunakan pemodelan, mereka menggambarkan ekosistem kelautan di banyak sekali periode waktu dari tahun 1880 hingga 2007.
Seperti dikutip dari Sciencemag, 1 Maret 2011, Christensen dan timnya kemudian memperkirakan distribusi biomassa di dalam ekosistem – contohnya berapa ton jumlah tuna atau udang – kemudian mengekstrapolasi untuk menghitung jumlahnya di seluruh samudera.

Hasilnya, meski pada dikala ini peneliti belum dapat menentukan jumlah absolutnya, biomassa ikan berukuran besar telah menurun hingga dua pertiganya dalam 100 tahun terakhir. Dalam 40 tahun belakangan, biomassa mereka turun hingga 54 persen meski penurunannya tidak separah pada 2 dekade lalu.

Yang tidak mengherankan, ikan-ikan yang sebelumnya menjadi mangsa ikan-ikan besar mengalami peningkatan. Biomassa mereka meningkat hingga 0,85 persen per tahun. Dan selama kurun terakhir, angkanya telah berlipat ganda.

“Samudera sekarang sudah sangat berbeda,” kata Christensen. “Di banyak tempat, ikan kecil ini masih menjadi makanan, namun di daerah menyerupai barat daya Afrika dan tempat lain, pemangsa ikan-ikan kecil itu sudah tergantikan,” ucapnya.

Christensen menyebutkan, dengan menentukan makan sarden, ikan teri dan sejenisnya dan tidak memakan ikan todak, misalnya, insan dapat menyelamatkan populasi para predator utama di rantai kuliner yang sekarang kian menyusut.

Perubahan pada biomassa maritim ini, kata Michael Hirshfield, Chief Scientist of the Advocacy Group Oceana, Washington, sangatlah mengkhawatirkan. “Populasi ikan kecil cenderung meledak dan kemudian rusak – menciptakan ekosistem menjadi tidak stabil,” ucapnya. “Apalagi kalau predator yang ada di atasnya telah musnah,” ucapnya. (umi)

Sumber VIVAnews