Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Target Pemusnahan

 Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan  Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan
Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan (ilustrasi by. langitallah.com)

Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan

Assalamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

LangitAllah.com Kiamat ialah sebuah keniscayaan yang pasti akan terjadi. Terjadinya kiamat akan berlangsung di simpulan zaman. Sementara ketika ini ialah masa-masa simpulan zaman, yang sebentar lagi akan terjadi kemusnahan yang sangat dahsyat. Kemusnahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan

Meski banyak sekali hadits yang menerangkan wacana hari kiamat dan tanda – tanda yang menyertainya, namun tak ada seorang insan pun yang tahu persis kapan terjadinya hari kiamat itu, kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri yang Maha Mengetahui.

Dari Ummul Mu’minin, Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), dia berkata, “(Pada suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan cemas sambil bersabda, “Laa ilaaha illallaah, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Ya’juj dan Ma’juj ibarat ini”, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan ibarat bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) kemudian bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang shaleh?” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak””. [Riwayat Bukhari & Muslim].

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim di atas, menerangkan bahwa apabila di suatu kawasan atau sebuah negeri sudah terlampau banyak kejahatan, kemungkaran dan kefasiqan, maka kebinasaan akan menimpa semua orang yang berada di kawasan itu. Tidak hanya kepada orang jahat saja, tetapi kepada orang – orang yang shaleh juga akan turut dibinasakan, meskipun masing – masing pada hari kiamat akan dihisab sesuai amalan yang telah ia lakukan. Sehingga, segala macam kemungkaran dan kefasikan hendaknya segera diperangi dan segala jenis kemaksiatan hendaknya segera dimusnahkan, biar tidak terjadi malapetaka yang bukan saja akan menimpa orang – orang yang melaksanakan kemungkaran dan kejahatan tersebut, tetapi juga akan menimpa semua insan yang berada di kawasan itu, tak terkecuali orang – orang yang shaleh.

Di dalam hadits di atas, meski pun disebutkan secara khusus wacana bangsa Arab, namun yang dimaksudkan bahwasanya ialah seluruh bangsa – bangsa yang ada di dunia ini. Tujuan disebutkannya bangsa Arab secara khusus ialah alasannya ialah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan penggalan dari kalangan mereka bangsa Arab kala itu, dan yang mendapatkan Islam pada masa permulaan penyebarannya ialah kebanyakannya dari kalangan bangsa Arab dan sedikit sekali dari bangsa yang lain.

Tak berbeda halnya dalam kasus yang berkaitan dengan maju-mundurnya umat Islam. Umat Islam banyak bergantung kepada maju-mundurnya bangsa Arab itu sendiri. Selain itu, bahasa resmi Islam ialah bahasa Arab. Kemudian Ya’juj dan Ma’juj merupakan dua bangsa (dari keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam) yang dahulu telah banyak menciptakan kerusakan di muka bumi ini, kemudian Zulkarnain (atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala) mengadakan batas atau dinding bagi mereka beserta para pengikut – pengikut mereka dengan sebuah dinding berstruktur tebal dan berpengaruh dengan adonan besi dan tembaga, sehingga mereka tidak sanggup keluar hingga waktu yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan bagi mereka, yang berdasarkan sebagian ulama tafsir yang dimaksudkan dengan waktu itu ialah waktu menjelang hari kiamat tiba.

Maka ketika waktu yang telah ditentukan itu tiba, maka dinding yang berpengaruh tadi akan hancur, kemudian keluarlah kedua bangsa ini (Ya’juj dan Ma’juj) dari kediaman mereka kemudian kembali menciptakan kerusakan yang dahsyat dipermukaan bumi ini. Dan jikalau keluarnya dua bangsa ini (Ya’juj dan Ma’juj) telah tiba, maka ketika itulah menunjukan bahwa hari kiamat sudah benar – benar sangat bersahabat sekali.

Seluruh Dunia Akan Melawan Umat Islam

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Hampir tiba suata masa dimana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan tiba mengerumuni kau bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah lantaran kami sedikit pada hari itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bahkan kau pada hari itu banyak sekali, tetapi kau umpama buih di lautan dan Allah akan mencabut rasa gerun terhadap kau dari hati musuh-musuh kau dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kau penyakit ‘wahan”‘. Seorang sahabat bertanya, “Apakah wahan itu hai Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Cinta pada dunia dan takut pada mati”. [Riwayat Abu Dawud]

Memang benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keadaan umat Islam pada hari ini, menggambarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat Islam walaupun mereka mempunyai bilangan yang banyak, yaitu 1,000 juta (1/5 penduduk dunia), tetapi mereka selalu dipermainkan dan menjadi alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, diinjak-injak, disakiti, dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walau pun berbeda-beda agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatan Islam.

Astaghfirullah, segala kekalahan kaum Muslimin ialah berpuncak dari dalam diri kaum muslimin itu sendiri, yaitu dari adanya penyakit “wahan” yang merupakan penyakit adonan dari dua unsur menjadi satu, yakni “cinta pada dunia” dan “takut akan kematian”.

Cinta dunia namun takut mati, merupakan sebuah penyakit berbahaya ibarat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penyakit ini mustahil sanggup dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. “Cinta dunia” berarti mempunyai sifat serakah, tamak, bakhil, rakus, dan enggan beramal di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan penyakit “takut mati” berarti terlalu bahagia dengan pelengkap dunia yang akan hancur ini, terlena dengan kehidupan dunia dan tidak menciptakan persiapan untuk menghadapi negeri akhirat, serta tidak mempunyai harapan untuk berkorban dengan diri dan jiwanya dalam membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Yang Maha Pemurah menurunkan RahmahNya kepada kaum muslimin dan menunjukkan kepada mereka kejayaan di dunia dan di akhirat.

Sebuah hadits dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Telah menasihati kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan satu pesan yang tersirat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air mata kami ketika mendengarnya, kemudian kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini ialah pesan yang tersirat yang terakhir sekali, maka berilah nasehat kepada kami.” Lalu baginda pun bersabda, “Aku berwasiat kepada kalian supaya senantiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang memimpin kalian itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya barang siapa yang panjang umurnya di antara kalian pasti ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan menerima hidayah ke jalan yang benar) dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang gres (bid’ah) yang diada-adakan, lantaran bahwasanya tiap-tiap bid’ah itu ialah sesat.” [Riwayat Abu Dawud dan At Tirmizi]

Hadis diatas mengandung pesan yang sangat berharga dari baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagi umatnya, terutama bila mereka berhadapan dengan zaman yang penuh dengan kekacauan dan perselisihan yaitu ibarat zaman yang sedang kita hadapi ketika ini. Maka siapapun yang menghendaki keselamatan maka hendaklah ia mengikuti pesan yang tersirat yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits di atas.

Hadits di atas sanggup dijelaskan bahwa untuk menghindari terpecahnya umat Islam akhir telah hilangnya ilmu agama yang benar dalam diri kaum muslimin, maka :

  1. Hendaklah setiap muslim senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap keadaan, dengan mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
  2. Hendaklah setiap muslim untuk taat pada perintah pemimpin kaum muslimin, meskipun pemimpin tersebut berasal dari golongan hamba sahaya, selama mereka berpegang kepada Al Alquran dan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnah-sunnah khulafa Ar Rasyidin. Sebab patuh kepada pemimpin yang mempunyai sifat-sifat ini, berarti ia telah mematuhi hukum-hukum Allah melalui Al Alquran dan Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  3. Berpegang teguh kepada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali r.a.) yang mana mereka telah menerima petunjuk hidayah dari Allah Ta’ala, yaitu berpegang kepada hebat sunnah waljamaah yang mana hanya penganut faham ini saja yang menerima jaminan selamat dari sikasa api neraka dan yang berhak mewarisi syurga pada hari kiamat nanti.
  4. Hendaklah setiap muslim hendaknya menjauhi setiap perkara-perkara bid’ah dhalalah, yaitu segala bentuk faham dan amalan atau perbuatan yang ditambah-tambahi dari pedoman agama Islam yang tepat ini sesuai Al Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada hal tidak ada dalil atau asal dan pola dari agama. Sekiranya ada asal atau dalil, maka tidaklah perkara-perkara yang gres itu dikatakan bid’ah berdasarkan pengertian syarak (bukan bid’ah dhalalah) tetapi hanya dinamakan bid’ah berdasarkan pengertian istilah atau bahasa saja (yaitu bid’ah hasanah).
Wallahu a’lam bishshawab
Sahabat LangitAllah.com, demikianlah artikel “Akhir Zaman, Rasulullah Mengabarkan Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan”. Kami berharap semoga artikel ini bermanfaat bagi sahabat sekalian. Dan demi kelangsungan ibadah dakwah, tentunya kami sangat berharap tugas kita semua biar jangan hanya kita saja yang memahami ilmu dan pedoman Islam ini. Mari kita bagikan dan teruskan ilmu ini kepada sahabat seiman kita yang mungkin saja masih banyak yang belum memahami ilmu ini. Semoga dengan perjuangan kecil dan ringan ini sanggup menjadi sumber pahala Jariyah bagi kita semua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an pada Surah Al Ashr :

“Demi Masa (1); Sesungguhnya Manusia itu benar-benar dalam kerugian, (2); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3).” [QS. Al Ashr : 1-3].

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalasnya dengan pahala Jariyah serta kita tidak tergolong ke dalam golongan insan yang merugi, sebagaimana kandungan surah Al Ashr di atas. Wallahu A’lam Bishshawab. [Tim Redaksi LangitAllah.com]

Sumber : banyak sekali sumber

Label : Muhasabah, Tauziyah, Rasulullah, Umat Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan