12 Tahun Pendaratan Wahana Antariksa Huygens Di Titan

Permukaan Titan dipotret oleh wahana antariksa Huygens. Kredit: NASA/JPL-Caltech/ESA

 – Dua belas tahun yang lalu, atau tepatnya pada 14 Januari 2005 pukul 18:38 WIB, wahana antariksa nirawak Huygens berhasil mendarat di permukaan Titan, satelit alami terbesar milik planet Saturnus.

Wahana antariksa Huygens berhasil mengirimkan banyak data mengenai Titan ke sentra pengendali di Bumi yang berada di Darmstadt, sebelah Barat Jerman. Keberhasilan pendaratan Huygens kala itu disampaikan Direktur Jenderal Agensi Antariksa Eropa (ESA) Jean Jacques Dordain dalam sebuah konferensi pers di Darmstadt.

Dalam misinya, wahana antariksa Huygens sukses menembus atmosfer berkabut Titan. Hal tersebut menciptakan Huygens menjadi wahana antariksa buatan insan pertama dan satu-satunya yang mendarat di alam yang sangat jauh dari Bumi. Huygens membutuhkan waktu 7 tahun untuk sanggup hingga di sana!

Titan merupakan salah satu kawasan di Tata Surya yang paling menyerupai dengan Bumi. Seperti Bumi, Titan mempunyai atmosfer, tetapi lebih tebal dan lebih tinggi daripada atmosfer kita. Atmosfer tebal ini melingkupi permukaan Titan menyerupai selimut kabut berwarna oranye, menyembunyikan rahasia-rahasianya dari mata kita.

Saat wahana antariksa Huygens mendarat di permukaan Titan pada tahun 2005, ia sempat berkominikasi dan mengirimkan data ke Bumi selama 90 menit sebelum kemudian mati. Namun dari waktu 90 menit tersebut cukup banyak hasil yang didapat.

Saat ini para astronom sedang meneliti menyerupai apakah permukaan Titan. Untuk itu, para astronom merekonstruksi bagaimana wahana antariksa Huygens mendarat di Titan dan didapatkan bahwa ketika mendarat, wahana Huygens sempat melambung, meluncur, dan bergoyang sesudah mendarat.

Para astronom di ESA beropini bahwa Huygen mendarat di atas permukaan yang lembut. Huygens sempat terjerembab dan menimbulkan lubang sekitar 12 cm di tanah Titan untuk kemudian memantul ke permukaan yang lebih keras.

Setelah itu, wahana antariksa berbentuk menyerupai piring terbang tersebut melambat akhir ukiran dengan permukaan tanah dan ketika akan berhenti, Huygens sempat bergetar bolak-balik sebanyak lima kali dan membisu 10 detik kemudian.

Pada studi sebelumnya, disimpulkan bahwa Huygens mendarat di tepi danau hidrokarbon Titan. Selama ini beberapa ratus danau dan bahari telah berhasil diamati oleh wahana antariksa Cassini yang bertugas di orbit Saturnus. Namun dengan suhu minus 179 derajat Celcius, Titan tidak mempunyai air dalam wujud cair. Yang ditemukan berwujud cair adalah hidrokarbon dalam bentuk metana dan etana.

Berikut video rekonstruksi pendaratan Huygens di Titan: